News
Program
Unhas Speak Up

Unhas Dorong Revolusi Pangan Sehat dari Pati Lokal Melalui Teknologi Modifikasi Ramah Lingkungan

Ketua Program Studi Teknologi Industri Pertanian Unhas Prof Dr Ir Amran Laga MS. (dok unhas tv)

MAKASSAR, UNHAS.TV - Universitas Hasanuddin (Unhas) terus memperkuat perannya dalam inovasi pangan nasional melalui pengembangan teknologi modifikasi pati lokal.

Inovasi ini tidak hanya menawarkan solusi pangan sehat dan bergizi, tetapi juga menjadi langkah nyata menuju revolusi pangan sehat yang ramah lingkungan dan berbasis sumber daya lokal.

Ketua Program Studi Teknologi Industri Pertanian Unhas, Prof Dr Ir Amran Laga MS menjelaskan bahwa modifikasi pati merupakan salah satu terobosan penting dalam industri pangan modern.

Melalui proses ilmiah, sifat alami dari pati yang biasa diperoleh dari singkong, sagu, atau jagung, dapat diubah agar lebih sesuai dengan kebutuhan industri.

“Modifikasi pati sesungguhnya itu adalah proses untuk mengubah sifat alami atau karakteristik dari sumber pati menjadi karakteristik baru yang sesuai dengan kebutuhan industri,” ujar Prof. Amran dalam siniar Unhas Speak Up bertajuk ‘Modifikasi Pati, Revolusi Pangan Sehat dari Lokal untuk Dunia’.

Menurutnya, teknologi modifikasi memungkinkan produk pangan menjadi lebih stabil saat dipanaskan, tidak menggumpal, dan memiliki tekstur lebih baik. Pati termodifikasi juga lebih mudah larut dan tahan lama, sehingga cocok untuk berbagai kebutuhan industri, mulai dari pangan, kosmetik, hingga farmasi.

Unhas sendiri telah mengembangkan sejumlah produk hasil modifikasi pati. Di antaranya beras instan berindeks glikemik rendah, yang cocok untuk penderita diabetes, serta maltodekstrin dan sirup glukosa yang digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman.

“Kami sudah membuat beras instan indeks glisemik rendah. Itu proses modifikasi secara fisik dan bisa menjadi makanan sehat bagi orang yang diet atau penderita diabetes,” ungkapnya.

Selain itu, tim riset Unhas juga menghasilkan siklodekstrin dari tapioka, yakni turunan pati berbentuk cincin yang berfungsi mempertahankan aroma dan warna dalam produk pangan, serta menjadi bahan penstabil dalam industri farmasi dan kosmetik.

“Siklodekstrin kami buat dari tapioka. Bentuknya seperti cincin atau donat, dan berfungsi menjaga aroma serta warna agar tidak mudah hilang ketika dipanaskan,” jelas Prof. Amran.

Berbeda dari proses kimiawi yang berpotensi menimbulkan limbah berbahaya, inovasi Unhas lebih menekankan pendekatan enzimatik yang ramah lingkungan.

“Kalau dibandingkan dengan proses kimiawi, metode enzimatik menjadi lebih ramah lingkungan. Tidak menimbulkan limbah asam atau basa kuat, dan hasilnya lebih aman bagi konsumen,” tegasnya.

Dengan kekayaan bahan baku lokal seperti sagu dan singkong, Indonesia memiliki peluang besar menjadi pemain utama dalam industri modifikasi pati dunia.

Unhas berharap riset ini dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan pangan olahan.

“Potensi pengembangan teknologi modifikasi pati lokal sangat besar, bukan hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga membuka peluang ekspor produk bernilai tambah tinggi,” tutup Prof. Amran. 

(Rahmatia Ardi / Unhas.TV)