MAKASSAR, UNHAS.TV - Pemerintah melalui Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) tengah menyiapkan langkah besar untuk meningkatkan kualitas dan daya saing pekerja migran Indonesia.
Program yang akan segera digulirkan mencakup pembentukan Migran Center dan pelaksanaan kursus kompetensi bagi 100 ribu orang.
Langkah ini diharapkan mampu mendorong transformasi pekerja migran dari sektor keterampilan rendah ke sektor keterampilan tinggi, sekaligus memperkuat perputaran roda ekonomi nasional.
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Dzulfikar Ahmad Tawalla, S.Pd., M.I.Kom, mengungkapkan hal tersebut saat menghadiri dan membuka Indonesia Career Center Network (ICCN) Summit 2025 di Aula IPTEKS Universitas Hasanuddin, Kamis (16/10/2025) lalu.
Ia menjelaskan bahwa program peningkatan kapasitas tenaga kerja ini merupakan bagian dari strategi nasional pemerintah dalam mempersiapkan tenaga migran yang berkompetensi global.
“Pemerintah akan segera membangun Migran Center sebagai pusat layanan terpadu untuk pekerja migran, sekaligus menyiapkan kursus kompetensi bagi sekitar 100 ribu orang pada tahun depan,” ujar Dzulfikar.
Program ini, katanya, merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk memastikan bahwa pekerja migran Indonesia memiliki keterampilan yang diakui secara internasional, terutama di bidang-bidang yang berorientasi teknologi dan jasa modern.
Wamen Dzulfikar yang mendapat amanah langsung dari Presiden Prabowo Subianto menuturkan, ia terus melakukan kunjungan dan dialog ke berbagai kampus untuk mengajak perguruan tinggi berperan aktif dalam menyiapkan tenaga kerja yang unggul.
“Kami ingin kampus turut melahirkan profil pekerja yang lebih banyak berada di sektor skill up dibandingkan low skill. Dunia kerja ke depan menuntut keahlian yang lebih spesifik, dan pendidikan tinggi memiliki peran penting di dalamnya,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan, dan Bisnis Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Eng. Adi Maulana, ST., M.Phil, menyambut positif inisiatif tersebut.
Ia menilai keberadaan Migran Center dan pelatihan kompetensi dapat menjadi solusi konkret dalam penyaluran tenaga kerja terampil ke luar negeri.
“Kebutuhan tenaga kerja di luar negeri saat ini sangat besar, dan Migran Center akan berperan penting dalam menyalurkan tenaga yang memiliki kemampuan dan sertifikasi yang diakui,” kata Prof. Adi.
Ia menambahkan, kerja sama antara pemerintah dan perguruan tinggi dapat mempercepat penciptaan ekosistem tenaga kerja global yang berdaya saing tinggi.
Program ini diharapkan tidak hanya memperkuat posisi pekerja migran Indonesia di pasar tenaga kerja internasional, tetapi juga memberi kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan devisa dan kompetensi sumber daya manusia.
(Amina Rahma Ahmad / Unhas.TV)
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Dzulfikar Ahmad Tawalla, saat menghadiri dan membuka Indonesia Career Center Network (ICCN) Summit 2025 di Aula IPTEKS Universitas Hasanuddin, Kamis (16/10/2025) lalu. (dok unhas.tv)



-300x182.webp)

-300x225.webp)


