MAKASSAR, UNHAS.TV - Makanan cepat saji dan kemasan sering jadi jalan pintas banyak orang untuk mendapatkan makanan yang cepat tersaji. Meski praktis dan hemat waktu, ada bahaya mengintai dari jenis makanan yang mengalami pemrosesan bertingkat (ultra processed).
Ultra Processed Food adalah makanan yang sudah menlewati serangkaian proses pengolahan industri dengan penambahan sejumlah bahan atau zat kimia tambahan seperti pemanis, penyedap, pengawet, dan pewarna yang bersifat sintesis.
Ini mencakup makanan seperti camilan kemasan, makanan siap saji, hingga minuman bersoda. Meskipun disenangi sebagian kalangan karena praktis dan enak, makanan ini bisa membawa dampak buruk bagi tubuh.
Dosen gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas), Ulfa Najamuddin SSi MKes, mengatakan, kandungan pada bahan ultra processed food ini menciptakan beragam penyakit dalam dalam jangka panjang.
Pemanis alami yang dikonsumsi berlebihan tanpa kegiatan fisik yang cukup, bisa menimbulkan risiko obesitas dan diabetes tipe 2. Ada juga pemanis buatan seperti Aspaartam dan Sakarin yang bisa memengaruhi kerja ginjal sampai pada kerusakan ginjal.
Garam sebagai penyedap rasa yang juga banyak ditemukan di bahan-bahan makanan dapat memicu tekanan darah tinggi apabila dikonsumsi berlebihan. Dampak lanjutannya adalah meningkatkan risiko penyakit jantung.
Tambahan lainnya pada ulttra processed food adalah pengawet dan pearna yang sifatnya sama dengan pemanis sintesis, juga berpotensi menimbulkan masalah batu ginjal. Ini karena kandungan gula dan garam dalam ultra processed food dapat meningkatkan jumlah kalsium, oksalat, dan asam urat dalam urine.
"Penambahan pemanis buatan berpotensi menyebabkan obesitas dan diabetes. Gula memang sifatnya cepat mengenyangkan tetapi juga cepat membuat rasa lapar," kata Ulfa Najamuddin.
Ulfa menyarankan agar membatasi penggunaan ultra processed food dan senantiasa membaca setiap label makanan yang dibeli serta mengupayakan selalu mengonsumsi makanan dari rumah. Ini karena dampak dari jenis makanan itu sulit dideteksi.(*)
Zulkarnaen (Unhas TV)