Lingkungan

Weathering With You, Kolaborasi Mahasiswa dan Ilmuwan untuk Ketahanan Iklim di Pulau Barrang Lompo

UNHAS.TV - Di bawah langit biru yang cerah dan angin laut yang hangat, Aula Marine Station di Pulau Barrang Lompo, Kota Makassar, ramai oleh suara diskusi dan tawa.

Sabtu, 31 Mei 2025, workshop bertajuk “Weathering With You” digelar sebagai bentuk kolaborasi internasional dalam memperkuat ketahanan komunitas pesisir terhadap perubahan iklim.

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara mahasiswa peserta The Asian Undergraduate Symposium 2024, yang berasal dari berbagai negara Asia, dan Pusat Studi Perubahan Iklim Universitas Hasanuddin (Unhas).

Menggunakan kapal Unhas Explorer (Unex 1), sebanyak 28 peserta berangkat dari Pelabuhan Paotere menyeberangi laut selama sekitar satu jam menuju Kecamatan Kepulauan Sangkarrang, tempat pulau kecil Barrang Lompo berada.

Setibanya di pulau, para peserta disambut dengan hangat oleh warga dan pejabat setempat. Dalam pembukaan acara, Lurah Barrang Lompo, Kurniati SP MSi menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan edukatif ini.



Peserta Workshop Weathering With You berfoto bersama usai pelatihan di Marine Station Unhas di Pulau Barrang Lompo, Makassar, Sabtu (31/5/2025). (dok unhas.tv)


“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat karena langsung menyentuh kebutuhan masyarakat, khususnya dalam menghadapi persoalan perubahan iklim,” katanya.

Workshop ini menyasar berbagai kelompok masyarakat, mulai dari nelayan tradisional, ibu rumah tangga, hingga remaja.

Mereka diajak memahami perubahan iklim secara ilmiah namun kontekstual, melalui pendekatan partisipatif dan berbasis kearifan lokal.

Sesi pertama diisi oleh Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Sulawesi Selatan, Ayi Sudrajat SP MSi. Ia menekankan pentingnya peran BMKG dalam menyampaikan informasi cuaca kepada masyarakat pesisir.

“Kondisi iklim di Sulsel terus berubah. Deforestasi, polusi industri, dan peningkatan emisi karbon memperburuk situasi. BMKG hadir dengan data dan informasi akurat agar masyarakat bisa menyesuaikan diri,” ujar Ayi.

Sesi berikutnya menghadirkan Dr Ir M Rijal Idrus MSc sebagai Kepala Pusat Studi Perubahan Iklim Unhas. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya penguatan adaptasi berbasis komunitas.

“Raudiyah dan tim mengambil inisiatif luar biasa menyelenggarakan kegiatan ini. Kami di Unhas hanya berperan mendukung dan memfasilitasi kegiatan tersebut,” ucapnya merendah.

Raudiyah Faatiha Taruna, koordinator tim mahasiswa dari Unhas sekaligus penggagas utama kegiatan ini, mengungkapkan bahwa sebelum workshop berlangsung, tim telah melakukan survei dan diskusi mendalam dengan warga.



Mahasiswa peserta The Asian Undergraduate Symposium 2024 dan Pusat Studi Perubahan Iklim Universitas Hasanuddin menggelar “Weathering With You” yang berlangsung di Pulau Barrang Lompo, Kota Makassar, Sabtu (31/5/2025). (dok unhas.tv)


“Selama beberapa hari di Barrang Lompo, kami melakukan pendataan, survei awal, hingga sesi diskusi bersama warga. Harapannya, masyarakat semakin siap menghadapi tantangan iklim ke depan,” tuturnya.

Di akhir sesi, para peserta, termasuk warga dan mahasiswa, bersama-sama merumuskan ide-ide adaptasi sederhana namun relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Bagi para mahasiswa peserta symposium, kegiatan ini menjadi pengalaman yang membuka mata. Termasuk mahasiswa dari National University of Singapore, menyebut workshop ini sebagai bentuk nyata kolaborasi yang tidak hanya akademis, tetapi juga humanis.

Tak hanya memperkaya pengetahuan, kegiatan ini juga mempererat hubungan antar generasi dan budaya. Kegiatan “Weathering With You” di Pulau Barrang Lompo, Makassar ini menegaskan bahwa edukasi iklim tidak harus rumit.

Ketika dilakukan dengan pendekatan yang inklusif dan empatik, masyarakat pesisir bukan hanya menjadi objek dari krisis iklim, tetapi justru menjadi pelaku utama dalam mitigasi dan adaptasi.

Dalam lanskap kepulauan Indonesia yang rawan terhadap perubahan iklim, model edukasi seperti ini bisa menjadi prototipe untuk desa-desa pesisir lainnya.

“Ini bukan akhir, tapi awal dari rangkaian edukasi dan kolaborasi yang lebih luas,” ujar Raudiyah di akhir kegiatan, disambut tepuk tangan warga dan peserta.

Ketika kapal Unex 1 kembali menyeberangi laut membawa para peserta pulang, semangat kolaborasi dan ketahanan iklim tertinggal di Barrang Lompo, bersama harapan yang terus tumbuh di tengah perubahan.

(Rahmatia Ardi / Andi Muh Syafrizal / Unhas.TV)