Sosial
Unhas Speak Up

23 Tahun BKMT Unhas: Ruang Spiritual Kampus yang Menyeimbangkan Ilmu dan Iman

MAKASSAR, UNHAS.TV – Di tengah hiruk pikuk aktivitas akademik, civitas Universitas Hasanuddin memiliki ruang yang tak hanya menenangkan hati, tapi juga memperkuat spiritualitas, Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Unhas.

Lembaga yang dikelola ibu-ibu lingkup Unhas ini telah konsisten menghadirkan ruang-ruang rohani selama lebih dari dua dekade, dan kini memasuki tahun ke-23.

Ketua BKMT Unhas, Eminita Sumbangan Baja, menyampaikan bahwa kehadiran organisasi ini menjadi pelengkap kehidupan kampus.

“Kita butuh keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi. Di BKMT, kita belajar, berbagi, dan saling menguatkan,” ujarnya dalam program siniar Unhas Speak Up di Studio Unhas.TV.

BKMT yang juga menjadi bagian dari Dharma Wanita Persatuan (DWP) Unhas ini memiliki struktur kepengurusan yang solid dengan sembilan bidang aktif, termasuk pendidikan, dakwah, sosial, dan pemberdayaan ekonomi.

Saat ini, BKMT Unhas memiliki sekira 150-an anggota, dengan 99 di antaranya terlibat langsung dalam kepengurusan.

Program rutin pengajian yang dilaksanakan berpindah-pindah antar fakultas menjadi magnet tersendiri. “Kadang anggota yang bertanya, ‘kapan lagi pengajian?’ Itu menunjukkan antusiasme mereka,” tambah Eminita.

Tak hanya religius, BKMT juga aktif di bidang seni dan sosial. Tim sholawat mereka baru saja meraih Juara 2 dalam lomba sholawat se-Makassar dan akan tampil di TVRI.

Di sisi sosial, BKMT Unhas ini turut berkontribusi dalam bantuan kemanusiaan, termasuk melakukan donasi sebesar Rp45 juta untuk Palestina.

BKMT juga membuka diri untuk kolaborasi dengan berbagai mitra, termasuk BKMT Provinsi Sulsel. Dukungan penuh dari jajaran rektorat dan anggota menjadikan BKMT bergerak dinamis dan minim hambatan.

“Selama jiwa spiritual kita sehat, kita bisa unggul. Mari kita sama-sama melihat sekitar dan memberi manfaat,” tutup Eminita.

BKMT Unhas bukan sekadar tempat pengajian, tapi ruang kolektif untuk menumbuhkan nilai-nilai keimanan, kepedulian, dan kemanusiaan di lingkungan akademik. (*)

(Andi Putri Najwah / Unhas TV)