WASHINGTON,D.C.- Di tengah hiruk pikuk perdebatan tentang kualitas hidup di negara-negara maju, sebuah studi internasional justru menempatkan Indonesia di posisi yang tidak terduga: peringkat pertama dalam tingkat human flourishing—istilah yang merujuk pada kondisi kehidupan manusia yang berkembang secara menyeluruh, mulai dari kebahagiaan dan kesehatan hingga hubungan sosial dan makna hidup.
Temuan ini berasal dari Global Flourishing Study, sebuah proyek riset kolaboratif selama lima tahun yang dimotori oleh Harvard University bersama Gallup dan didanai oleh John Templeton Foundation. Hasil awal studi tersebut baru saja dipublikasikan di jurnal Nature Mental Health pada Rabu, 1 Mei 2025.
Dari 22 negara yang diteliti, yang mewakili hampir setengah populasi dunia, Indonesia berada di posisi teratas, disusul oleh Israel, Filipina, dan Meksiko. Sebaliknya, tiga negara dengan ekonomi besar—Inggris, Turki, dan Jepang—justru menduduki posisi tiga terbawah dalam skala flourishing global.
Apa Itu Human Flourishing?
Menurut Prof. Tyler VanderWeele, ahli epidemiologi dari Harvard yang memimpin studi ini, human flourishing mencakup lebih dari sekadar kesejahteraan material. Ia meliputi lima dimensi utama: kebahagiaan dan kepuasan hidup, kesehatan mental dan fisik, hubungan sosial yang bermakna, tujuan dan makna hidup, serta stabilitas finansial. Ada pula dimensi tambahan seperti karakter moral dan rasa harapan terhadap masa depan.
“Yang mengejutkan adalah bahwa negara-negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) tinggi, seperti Inggris dan Jepang, justru menunjukkan skor yang lebih rendah dalam hal hubungan dan makna hidup,” ungkap VanderWeele kepada The Guardian (1/5/2025).
Indonesia: Masyarakat Religius dan Kolektif yang ‘Bertumbuh’
Apa yang membuat Indonesia unggul? Salah satu faktor kuncinya adalah kehidupan sosial dan keagamaan yang masih sangat hidup di tengah masyarakat. Studi ini menemukan bahwa kehadiran dalam kegiatan keagamaan semasa kecil berhubungan kuat dengan tingkat kesejahteraan di masa dewasa. Hal ini, menurut peneliti, bisa menciptakan rasa komunitas, harapan, dan struktur moral yang membentuk pandangan hidup seseorang.
Dr. Tim Lomas, salah satu psikolog dalam tim peneliti, menjelaskan bahwa negara sejahtera secara holistik adalah negara dengan masyarakat yang sangat komunal, berorientasi pada keluarga, dan memiliki kehidupan spiritual yang aktif. “Ini bisa menjadi fondasi kuat bagi persepsi makna hidup dan kebahagiaan,” tambahnya dalam wawancara yang dikutip oleh The Guardian (1/5/2025).
Menurut data dari Gallup World Poll 2023, Indonesia secara konsisten menunjukkan tingkat keterlibatan komunitas yang tinggi, dengan lebih dari 80% responden menyatakan bahwa mereka memiliki seseorang yang bisa mereka andalkan dalam masa sulit—sebuah indikator penting dalam hubungan sosial yang mendalam.
>> Baca Selanjutnya