Mannaungi Daeng Sewang yang setiap tahun terlibat pada acara itu menyampaikan, sejumlah prosesi Accera Kalompoang sudah dilaksanakan. Misalnya, Allekka Je'ne atau pengambilan air di Bungung Barania (Sumur Keberanian) dilakukan pada Minggu malam.
"Proses ammolong tedong (pemotongan kerbau) dan appidaleki juga sudah dilaksanakan kemarin malam. Dan, itu acara puncak yang sakral," kata Andi Didis.
Adapun acara yang penutup yakni pembersihan benda-penda pusaka termasuk mahkota Raja Gowa yang menjadi bagian dari Accera Kalompoang, terpaksa tidak dilakukan.
Pada acara pembilasan dan pencucian benda-benda pusaka, sejumlah anggota keluarga Kerajaan Gowa dari berbagai daerah, biasanya berkumpul. Mereka duduk di sekitar benda pusaka untuk terlibat proses pencucian menggunakan air Bungung Barania dan irisan buah jeruk nipis.
Beberapa benda yang dicuci dan dibilas, antara lain mahkota atau salokoa, tombak tiga mata, pedang, dan badik.
Hanya orang tertentu yang dibolehkan masuk ke ruangan khusus di Istana Balla Lompoa untuk mengambil barang pusaka itu sekaligus mengembalikan setelah pencucian.
Pelaksana acara bisa berganti-ganti di tiap rumpun keluarga Kerajaan Gowa yang yang tergabung dalam Kerukukan Keluarga Salokoa. Pelaksananya selalu berdasarkan keputusan bersama di antara mereka.(*)
Amir Pallawa Rukka (Unhas TV)