Pendidikan

Agen Cilik Perubahan: Kisah Pelatihan “Sahabat Gizi” untuk Anak-Anak di Parepare

educator

PARE-PARE, UNHAS.TV-  Senyum ceria dan semangat membara terpancar dari 32 siswa di SDN 3 dan SD Katolik Parepare. Mereka adalah "Sahabat Gizi," pahlawan kecil yang siap mengemban misi besar: menjadi Peer Group Educator “Sahabat Gizi” yang siap membantu teman-teman sebayanya untuk hidup lebih sehat, melawan kegemukan pada anak-anak. Melalui sebuah pelatihan unik dan interaktif, tim dosen dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi agen perubahan di sekolah dan lingkungan sekitarnya.

Misi ini digagas oleh tim dosen dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat Universitas (PPMU) tahun 2025. Selama dua hari, dari 31 Juli hingga 1 Agustus, para siswa ini dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang tak biasa untuk anak seusia mereka.

Kegiatan ini diketuai oleh Andi Imam Arundhana Thahir, S.Gz., MPH, Ph.D, dengan anggota tim yaitu Muhammad Rachmat, S.KM., M.Kes., Prof. Dr. M. Thahir Haning, M.Si., dan Rahayu Indriasari, S.KM., MPHCN, Ph.D. Selain tim dosen, pelatihan ini juga melibatkan mahasiswa S1 dan S2 Gizi FKM Unhas dalam persiapan dan pelaksanaan kegiatan. Mereka adalah Khadijah Nur Hasanah Assegaf, Isnawati Adib, Rifqah Fathi Amani, dan Nuurunnisaa Tanri Zahratutsaniy Ihsan.

"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang obesitas, termasuk penyebab, dampak, dan cara pencegahannya," jelas Andi Imam Arundhana Thahir, S.Gz., MPH, Ph.D, ketua tim PPMU. "Kami ingin mereka tidak hanya tahu, tapi juga bisa menerapkan dan menularkan gaya hidup sehat."

Belajar Sambil Bermain, Menularkan Kebaikan

Pelatihan ini jauh dari kesan membosankan. Para “Sahabat Gizi” cilik ini diajak menyelami dunia gizi seimbang dan bahaya obesitas melalui metode yang menyenangkan. Selain materi yang mudah dicerna, mereka juga diperkenalkan pada permainan edukatif seperti ular tangga “Kenali Obesitas” dan permainan tradisional "Dende" yang telah dimodifikasi untuk menyampaikan pesan gizi.

Muhammad Rachmat, S.KM., M.Kes., salah satu anggota tim, menambahkan bahwa keterampilan komunikasi juga menjadi fokus utama. "Siswa dibekali dengan kemampuan komunikasi persuasif, mendengarkan aktif, dan empati," ujarnya. "Ini penting agar pesan gizi yang mereka sampaikan bisa diterima dengan baik oleh teman-teman."

Di tengah tawa dan keceriaan, para siswa juga dibekali bahan ajar sebagai panduan praktis untuk menyebarkan ilmu baru mereka di sekolah. Kepala SDN 3 Parepare, Dr. Faisal Hasyim, mengapresiasi inisiatif ini. “Anak-anak belajar langsung tentang gizi dan kesehatan dengan cara yang menyenangkan. Semoga ilmu yang diperoleh bisa disebarkan ke teman-teman lain,” harapnya.

>> Baca Selanjutnya