MAKASSAR, UNHAS.TV - Tidak semua masyarakat cocok dengan jenis makanan yang dikonsumsi. Ketidakcocokan itu salah satunya dipicu karena alergi. Lalu, apa penyebab alergi makanan?
Alergi makanan (food allergy) adalah tanggapan sistem kekebalan tubuh yang muncul setelah mengonsumsi makanan tertentu. Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, DR dr Faridha Ilyas SpDVE Subsp DAI FINSDV FAADV, alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan keliru menanggapi protein di dalam makanan tertentu sebagai ancaman bagi tubuh.
Tubuh kemudian memberi tanggapan dengan melepaskan antibodi atau yang dikenal dengan Imunoglobulin E untuk menetralkan pemicu alergi di dalam makanan itu.
Namun, kata dokter yang juga pemerhati masalah kanker, ini seseorang yang memiliki ketidakcocokan terhadap suatu makanan bukan berarti ia alergi terhadap makanan. Bisa jadi ia cuma intoleransi makanan.
Ada perbedaan mendasar antara alergi makanan dan intoleransi makanan. Alergi makanan memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Bahkan sejumlah kecil makanan yang menyebabkan alergi dapat memicu berbagai gejala yang dapat parah atau mengancam jiwa.
Sejumlah gejala seperti mual, muntah, gatal, bintik merah, atau pembengkakan pada wajah, sesak nafas, menjadi tanda seseorang mengalami alergi makanan.
Sebaliknya, pada intolerasi makanan seringkali hanya memengaruhi sistem pencernaam dan menyebabkan gejala yang tidak terlalu serius.
"Alergi makanan biasanya berlangsung sejak anak-anak, namun kadang juga muncul saat dewasa. Sejumlah makanan pemicu alergi seperti ikan, udang, dan kacang-kacangan. Pada telur dan susu sapi, jadi pemicu alergi pada anak-anak," katanya.
Pada beberapa kasus, alergi biasa menyebabkan anafilaksis yang gejalanya berupa jantung berdebar cepat, sesak nafas, tekanan darah turun drastis serta pingsang.
Penyembuhan gejala bisa dengan pemberiaan antihistamin oleh dokter dengan dosis lebih tinggi. Pada gejala anafilaksis, melalui suntuikan epinerphrine.
>> Baca Selanjutnya