News

Amaly Farm, Inspirasi Pertanian Modern ala Bupati Bulukumba

fARM

BULUKUMBA, UNHAS TV — Matahari pagi baru saja naik saat rombongan dari Universitas Hasanuddin (Unhas) tiba di Amaly Farm, sebuah kawasan pertanian luas di Mannanti, Kabupaten Sinjai. Di antara hamparan hijau dan aroma tanah yang segar, sang pemilik kebun—Bupati Bulukumba, H. Andi Muchtar Ali Yusuf atau yang akrab disapa Andi Utta—sudah menanti sambil tersenyum.

Kunjungan ini bukan sekadar jalan-jalan. Rektor Unhas, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc., bersama jajaran Majelis Wali Amanat dan Senat Akademik, datang dengan semangat menjajaki kerja sama strategis antara kampus merah dan pemerintah daerah. Sebelumnya, mereka sempat menginap di kawasan wisata Tanjung Bira. Tapi tujuan utamanya ada di sini—di tengah kebun seluas 100 hektar yang menjanjikan lebih dari sekadar panen.

“Saya terkesan sekali. Ini contoh pertanian masa depan,” ucap Prof. Jamaluddin saat diajak berkeliling oleh sang bupati, Kamis, 29 Mei 2025. “Amaly Farm ini bukan hanya soal produksi. Di sini, pertanian bertemu dengan edukasi dan rekreasi. Ini bisa jadi laboratorium terbuka bagi mahasiswa dan masyarakat.”

Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc., bersama Bupati Bulukumba, H. Andi Muchtar Ali Yusuf (Andi Utta), meninjau langsung salah satu tanaman di Amaly Farm, Mannanti, Kabupaten Sinjai. Kunjungan ini menjadi langkah awal kolaborasi pertanian edukatif antara Unhas dan pemerintah daerah. Kredit: HUMAS BULUKUMBA
Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc., bersama Bupati Bulukumba, H. Andi Muchtar Ali Yusuf (Andi Utta), meninjau langsung salah satu tanaman di Amaly Farm, Mannanti, Kabupaten Sinjai. Kunjungan ini menjadi langkah awal kolaborasi pertanian edukatif antara Unhas dan pemerintah daerah. Kredit: HUMAS BULUKUMBA.


Lahan di Amaly Farm memang tak biasa. Diatur dengan rapi, berbagai komoditas tumbuh berdampingan, didukung pendekatan teknologi pertanian modern. Bagi Unhas, tempat ini memberi gambaran nyata tentang potensi pengembangan lahan pertanian yang lebih berdampak luas.

Rektor pun menyampaikan rencana untuk mulai menggarap lahan milik Unhas di Desa Anrang, Kecamatan Rilau Ale, yang selama ini belum dimanfaatkan optimal. “Kami ingin melibatkan masyarakat dalam proses ini. Pertumbuhan ekonomi tak bisa jalan sendiri. Harus dirasakan bersama,” ujarnya.

Di sela jamuan makan siang sederhana di tengah kebun, Andi Utta pun memberikan kejutan: 500 bibit pohon sukun diserahkan kepada Unhas untuk dikembangkan di lokasi lain, termasuk di kampus.

“Kami ingin kolaborasi ini tak berhenti di sini,” tutur sang bupati. “Jika semua pihak ikut terlibat—pemerintah, kampus, dan masyarakat—saya yakin pertanian bisa menjadi motor penggerak ekonomi Sulawesi Selatan.”

Sore menjelang, angin sejuk menyapu kebun. Sebelum pulang, Prof. Jamaluddin menerima secara simbolis bibit-bibit sukun dari Andi Utta. Sebuah penanda awal dari kerja sama yang diharapkan bisa tumbuh dan berbuah lebat—bukan hanya di tanah, tapi juga dalam kehidupan masyarakat luas.(*)