Temuan Unhas TV di RS Wahidin Sudirohusodo Makassar melalui wawancara dengan keluarga penderita anemia aplastik, sebagian menyebut pemicunya adalah faktor keturunan karena orangtua penderita juga mengalami gejala anemia aplastik seperti sering mimisan dan keletihan.
Sumber lainnya menyebut, anaknya menderita anemia aplastik karena semasa hamil sering mengonsumsi makanan serba bakar. Keterangan ini masih perlu diteliti apakah ada hubungan antara makanan dan pemicu anemia aplastik.
Diagnosa anemia aplastik biasanya melibatkan kombinasi tes, termasuk:
- Tes darah: Hitung darah lengkap (CBC) dapat menunjukkan rendahnya tingkat sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
- Biopsi sumsum tulang: Sampel kecil sumsum tulang diekstraksi dan diperiksa kelainannya.
Pengobatan anemia aplastik tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab yang mendasarinya. Berikut beberapa pendekatan umum:
- Pengobatan: Obat imunosupresif dapat membantu menekan serangan sistem kekebalan pada sumsum tulang.
- Transfusi darah: Ini dapat mengisi kembali sel darah merah untuk meningkatkan pengiriman oksigen dan sel darah putih untuk melawan infeksi.
- Transplantasi sel induk: Ini adalah prosedur yang berpotensi menyembuhkan di mana sel induk yang sehat ditransplantasikan ke sumsum tulang untuk memulihkan produksi sel darah.
Anemia aplastik bisa menjadi kondisi yang sulit ditangani. Namun, dengan pengobatan yang tepat dan sistem pendukung yang kuat, banyak penderita anemia aplastik dapat menjalani kehidupan yang utuh dan aktif. Berikut beberapa hal tambahan yang perlu dipertimbangkan:
- Pentingnya diagnosis dini: Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk meningkatkan hasil.
- Pemantauan rutin: Tes darah dan pemeriksaan rutin sangat penting untuk memantau kondisi dan respons terhadap pengobatan.
- Pencegahan infeksi: Karena sistem kekebalan tubuh melemah, menjaga kebersihan dan menghindari keramaian dapat membantu mencegah infeksi.
- Kelompok pendukung: Berhubungan dengan orang lain yang memahami tantangan anemia aplastik dapat memberikan dukungan emosional dan informasi berharga.
Beberapa pasien anemia aplastik di Makassar menemukan perbaikan kesehatan setelah menghindari makan makanan yang serba digoreng dan dibakar tetapi melebihkan makanan sayuran.
Kebiasaan makanan ini diperkuat dengan mengonsumsi buah atau saripati buah yang kaya anti oksidan. Dua di antara pasien anemia aplastik yang ditemui Unhas TV di Makassar sering mengonsumsi Magozai.
Pasien ALY (12 tahun) setelah rutin mengonsumsi Magozai selama empat bulan sudah tidak lagi menjalani transfusi darah tiap pekan. Gara-gara sering bolak-balik rumah sakit, ALY terpaksa menghentikan sementara sekolahnya hingga kondisi tubuhnya membaik.
Seiring minum secara rutin Magozai, masa transfusi darahnya sudah makin lama hingga menjadi tiap dua bulan sekali.
Gejala mimisan yang mengucur dari hidung sudah jarang ditemukan. Bintik-bintik merah di tubuhnya juga muncul dalam periode yang makin panjang.
Penafian: Artikel ini hanya memberikan informasi umum dan bukan merupakan pengganti nasihat medis profesional. Selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk diagnosis dan pengobatan.(amir pr)