MAKASSAR, UNHAS.TV - Perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan penerapan sistem cerdas menjadi sorotan utama dalam konferensi internasional Research and Innovation in Information and Engineering Technology (RITECH) 2025.
Agenda ini menjadsi sorotan utama dalam RITECH 2025 yang digelar oleh Departemen Informatika Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin di Swiss-Belhotel Makassar, Sabtu (6/9/2025).
Konferensi ini menghadirkan sejumlah pakar dunia untuk membahas peran teknologi dalam menjawab tantangan global di berbagai sektor.
Salah satu pembicara utama, Associate Professor Dr. Sudip Roy dari Indian Institute of Technology Roorkee, memaparkan konsep pengembangan smart system yang terintegrasi.
Sistem tersebut ditujukan untuk mendukung transportasi, kesehatan, energi, hingga mitigasi bencana alam.
Dengan pengalaman lebih dari 90 publikasi ilmiah, tiga paten internasional, serta sejumlah penghargaan dari pemerintah India dan lembaga riset global, Dr. Sudip Roy menekankan bahwa teknologi tidak hanya berhenti pada inovasi, tetapi harus diarahkan pada pemecahan masalah nyata di masyarakat.
Keynote speaker lainnya, Associate Professor Dr. Chong Yung Wei dari Universiti Sains Malaysia, menyoroti pemanfaatan Multimodal Generative AI dalam membangun solusi berkelanjutan.
Peneliti yang berpengalaman di bidang cyber-physical systems, AI, Internet of Things (IoT), dan keamanan siber ini mengajak komunitas ilmuwan serta praktisi untuk memperkuat kolaborasi internasional.
“So basically, in my presentation today, I talk about When AI Sees and Talks, with the hope of bringing multimodal AI to build sustainable solutions,” ujar Chong dalam pemaparannya.
Ia menilai perkembangan AI saat ini masih terfragmentasi. Karena itu, riset diarahkan agar berbagai sistem dapat bekerja secara terintegrasi.
Lebih jauh, Chong yang juga aktif dalam riset pertanian presisi dan smart cities, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan keberlanjutan.
“Kita tidak hanya berbicara soal bagaimana teknologi digunakan, tetapi juga memastikan penggunaannya bertanggung jawab,” tambahnya.
Kehadiran kedua pakar tersebut mempertegas posisi RITECH 2025 sebagai forum strategis untuk memperkuat jejaring riset internasional.
Panitia berharap, forum ini tidak hanya melahirkan inovasi, tetapi juga menumbuhkan kesadaran etika dalam pemanfaatan teknologi.
RITECH 2025 dipandang sebagai momentum bagi Universitas Hasanuddin untuk memperluas kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi global.
Dengan mengangkat tema besar mengenai solusi berkelanjutan, konferensi ini diharapkan mampu mendorong lahirnya inovasi yang tidak hanya canggih, tetapi juga memberi dampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
(Venny Septiani Semuel / Unhas.TV)