Ekonomi
News
Sulsel

Bank Indonesia Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Timur Lewat Aksinomi Sulampua 2025 di Unhas

Universitas Hasanuddin menjadi tuan rumah pelaksanaan 3rd Aksinomi Sulampua 2025, sebuah forum ilmiah yang digagas oleh Bank Indonesia bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Makassar, di Unhas Hotel, Makassar, Selasa (11/11/2025). (dok unhas tv)

MAKASSAR, UNHAS.TV - Universitas Hasanuddin (Unhas) menjadi tuan rumah pelaksanaan 3rd Aksinomi Sulampua 2025, sebuah forum ilmiah yang digagas oleh Bank Indonesia bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Makassar, Selasa (11/11/2025).

Kegiatan yang digelar di Unhas Hotel and Convention ini menjadi ajang pertukaran gagasan dan inovasi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Kegiatan tahunan bertajuk Akselerasi Ekonomi Sulampua ini diikuti oleh ratusan peserta dari kalangan mahasiswa dan masyarakat umum.

Tahun ini, forum tersebut dirangkaikan dengan seminar nasional bertema “Unlocking New Sources of Growth in Eastern Indonesia”.

Hadir dua pembicara utama yakni Kepala Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulawesi Selatan Dr Akbar Mandela A Yunus SE MSi dan Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia Chaikal Nuryakin PhD.

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Rizki Ernadi Wimanda, menyampaikan bahwa forum ini menjadi ruang strategis untuk menumbuhkan ide-ide inovatif yang berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di wilayah timur Indonesia.

“Kegiatan seminar dan call for paper hari ini membahas isu green economy dan blue economy. Dari banyaknya naskah yang masuk, kami menyeleksi delapan finalis — lima dari kategori mahasiswa dan tiga dari kategori umum,” ujar Rizki.

Ia menjelaskan, para finalis berasal dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa, pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) pusat, serta perwakilan perusahaan swasta.

“Sangat menarik melihat bagaimana mereka menampilkan ide untuk mengembangkan ekonomi biru di Sulampua. Ada juga penelitian yang menghitung dampak investasi terhadap produk domestik regional maupun tenaga kerja. Saya sangat menikmati paparan mereka,” tambahnya.

Rizki menyebutkan, Aksinomi Sulampua yang telah memasuki tahun ketiga ini akan terus dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang sebagai bagian dari komitmen Bank Indonesia untuk memperkuat basis penelitian dan inovasi di bidang ekonomi kawasan timur.

Ia berharap hasil call for paper kali ini dapat dikompilasi dalam bentuk prosiding dan diserahkan kepada para gubernur di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua sebagai bahan rekomendasi kebijakan.

“Tentunya harapan kami, hasil dari paper-paper ini bisa dikumpulkan menjadi satu buku press proceeding. Nanti kita serahkan kepada para gubernur yang ada di Sulampua sebagai masukan pengembangan ekonomi daerah,” jelasnya.

Selain forum diskusi dan seminar nasional, rangkaian kegiatan juga diisi dengan sesi presentasi karya ilmiah para finalis yang bersaing menampilkan gagasan solutif terkait tantangan ekonomi kawasan.

Di akhir acara, panitia menyerahkan trofi, sertifikat, dan hadiah kepada para pemenang kompetisi call for paper Aksinomi Sulampua 2025.

Melalui penyelenggaraan forum ini, Bank Indonesia bersama ISEI dan Unhas berupaya memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia -seraya mendorong lahirnya gagasan baru yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan berbasis ekonomi hijau dan biru.

(Zahra Tsabitha Sucheng / Unhas TV)