News

Becak di Indonesia, Awalnya dari Makassar


Pada program bertema "Jepang - Indonesia: Masa Lalu dan Masa Depan", Ohashi juga mengungkapkan potensi kerjasama strategis yang bisa dibangun antara Indonesia dan Jepang di masa mendatang, salah satunya dalam penyediaan tenaga kerja.

Jepang saat ini sedang butuh tenaga kerja dalam jumlah banyak seiring meningkatnya populasi orangtua dan menurunnya angka kelahiran di negara itu. Banyak kaum muda di Jepang enggan menikah dan kalaupun menikah, enggan punya anak. 

"Angka kelahiran di Jepang semakin menurun. Populasi penduduk produktif juga semakin sedikit sehingga daya produksi juga menurun. Kami butuh tenaga kerja dari negata lain, khususnya Indonesia," ujarnya.

Mengutip data Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, tercatat 350.074 kelahiran dari Januari hingga Juni 2024. Angka ini 5,7 persen lebih rendah dibanding periode yang sama di tahun 2023.

Sebaliknya angka kematian pada periode serupa sebanyak 811.819, meningkat 1,8 persen. Ini yang mengakibatkan terjadi penurunan populasi alami sebesar 461.745 jiwa.

Pada sisi lainnya, Indonesia saat ini sedang berupaya menjadi negara maju pada tahun 2045 dan tentu akan banyak tantangan khususunya dalam sumberdaya manusia hingga bidang pendidikan. 

"Kalau kita lihat di Indonesia, menuju 100 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, sedang dilakukan upaya masuk ke dalam negara-negara maju seperti Jepang. Ada tantangan di bidang SDM, maupun pendidikan. Kita bisa berkolaborasi, supaya bisa saling mendukung," ujarnya.

Ohashi Koichiro sendiri saat ini sedang mengambil progam doktornya di Universitas Hasanuddin. Ia melanjutkan studi di S3 Administrasi Publik Unhas dan mengambil topik Kerjasama Bilateral antara Indonesia dan Jepang sebagai objek penelitian dalam disertasinya.(*) 

Iffa Aisyah Rahman (Unhas TV)