MAKASSAR, UNHAS.TV - Kepolisian RI (Polri) mengungkap bandar narkotika jaringan internasional, Fredy Pratama, mengendalikan peredaran narkotika di 14 provinsi di Indonesia, termasuk di Sulawesi Selatan.
Daerah lainnya yang menjadi target operasi Fredy Pratama yakni Sumatera Utara, Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Tenggara.
"Nilai transaksi narkoba dari jaringan FP sekitar Rp 56 Triliun," kata Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada di Jakarta, Senin (4/11/2024).
Polri belum bisa menangkap Fredy Pratama karena pria kelahiran Banjarmasin itu diperkirakan bersembunyi di hutan Thailand. Polri telah bekerja sama dengan kepolisian Thailand untuk melacak dan menangkap buronan yang menjadi salah satu pengendali narkotika terbesar di Indonesia.
Selain memantau Fredy Pratama, Polri juga terus memantau perputaran uang dari jaringan narkotika internasional yang dikendalikan Hendra Sabaruddin yag sudah ditahan di lapas dan Helen, bandar narkotikan asal Jambi.
Uang yang berputar dari jaringan HS mencapai Rp 2,1 triliun sedangkan pada jaringan H mencapai Rp 1,1 triliun.
Polri telah menyita aset dari tiga jaringan narkotika tersebut dengan total Rp 869,7 miliar.
Langkah pemiskinan dengan menyita aset mereka diharapkan dapat memutus kemampuan keuangan mereka beroperasi kembali.(*)