MAKASSAR, UNHAS.TV - Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah memberi lampu hijau kepada Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh milik Amerika Serikat untuk menyerang Rusia.
Pernyataan resmi pemerintah Amerika Serikat ini tidak mengubah sama sekali kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap konflik antara Rusia dan Ukraina.
Bagi Presiden Ukraina Volodymyr Zalensky, ini adalah kabar baik karena selama berbulan-bulan ia meminta AS agar dapat menggunakan Army Tactical Missile System (ATACMS) supaya dapat menyerang leewati batas Kyiv. ATACMS dapat menjangkau 300 km sehingga efektif untuk bisa merontokkan lawan.
"Izin itu tidak hanya berarti dapat mengubah suasana perang tetapi juga membuat kekuatan kita lebih setara degan pihak lawan," kata Kepala Pusat Kerjasama dan Keamanan Ukraina, Serhy Kuzan.
Bantuan Amerika Serikat ini diyakini bisa mengurangi dampak serangan massif Rusia yang melibatkan ribuan drone menyerang Ukraina.
Sejak Oktober tahun ini, Rusia menerbangkan lebih dari 2.000 drone. Pada serangan Sabtu pekan lalu, Rusia menggunakan 120 roket dan 90 drone yang menewaskan 10 orang.
Kiel Institute for World Economy, lembaga penelitian asal Jerman, menyebutkan, Amerika Serikat adalah pemasok terbesar bantuan persenjataan untuk Ukraina. Hingga Juni 2024, Amerika Serikat telah mengeluarkan dana sebesar 55,5 miliar Dollar AS untuk mendukung Ukraina.
Tidak hanya itu, Amerika Serikat juga menjadi pendorong Inggris dan Perancis untuk ikut di perang itu dengan mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh Storm Shadow. Rudal ini diyakini punya daya rusak yang bisa melemahkan Rusia di perang antara Rusia dan Ukraina.(*)