Internasional

Anwar Ibrahim Kritik Amerika Serikat, Sebut Langgar Prinsip Perdagangan Global

KUALA LUMPUR, UNHAS.TV - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengkritik keras kebijakan tarif baru yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap produk impor, termasuk dari Malaysia.

Dalam pernyataan yang diunggah di kanal YouTube resminya pada Senin, 7 April 2025, Anwar menyebut langkah Presiden Donald Trump sebagai “ancaman besar” bagi sistem perdagangan dan investasi global.

Mulai 5 April, semua produk Malaysia yang dikirim ke AS dikenai tarif minimal 10 persen. Tarif ini meningkat menjadi 24 persen pada 9 April, dengan beberapa pengecualian terbatas, termasuk untuk semikonduktor — kategori ekspor terbesar Malaysia ke AS.

"Sebagai negara dagang terbuka, Malaysia memandang keputusan sepihak ini sebagai penolakan terhadap prinsip perdagangan bebas, nondiskriminatif, dan terbuka yang dijamin oleh WTO," kata Anwar.

Anwar juga membantah klaim otoritas AS yang menyebut Malaysia menerapkan tarif sebesar 47 persen terhadap produk AS. Menurutnya, dasar perhitungan tarif tersebut keliru dan menyebabkan Malaysia dikenai tarif balasan yang tidak akurat.

Pemerintah Malaysia belum akan menerapkan tarif balasan dan akan menempuh jalur diplomasi. “Respons kami akan tegas dan didasarkan pada kepentingan strategis Malaysia serta resolusi bersama dengan kolega kami di ASEAN,” ujar Anwar. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga akses pasar, menarik investasi asing, dan melindungi pekerja serta pelaku usaha dalam negeri.

Anwar juga mengingatkan bahwa jika tarif 24 persen tersebut diterapkan sepenuhnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi Malaysia tahun 2025 sebesar 4,5 hingga 5,5 persen mungkin perlu ditinjau ulang. Namun ia memastikan bahwa Malaysia tidak menghadapi ancaman resesi.

Untuk merespons dampak kebijakan ini, pemerintah membentuk National Geoeconomic Command Centre yang ia pimpin langsung. Pusat ini akan menyerahkan studi mendalam tentang dampak tarif terhadap beberapa sektor ekspor utama dalam sepekan ke depan.

Sebagai Ketua ASEAN, Malaysia juga akan mengoordinasikan respons regional terhadap kebijakan AS. “Kami akan memastikan suara kolektif ASEAN terdengar jelas dan tegas di panggung internasional,” ujar Anwar.

Pernyataan Anwar menyusul sikap serupa dari Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, yang lebih dahulu menyatakan keprihatinan atas kebijakan tarif Amerika Serikat. Dalam pernyataan resmi yang dirilis akhir pekan lalu, 

Wong menekankan pentingnya solidaritas dan koordinasi antarnegara ASEAN guna menjaga stabilitas ekonomi kawasan. Ia juga menyerukan agar jalur perdagangan global tetap terbuka dan adil di tengah meningkatnya langkah proteksionis dari negara-negara besar.