
Cerita film ini berpusat pada Rick Blaine (Humphrey Bogart), pemilik bar dan klub malam terkenal, Rick’s Café Américain. Rick digambarkan sebagai sosok sinis, apatis terhadap politik, dan diam-diam masih memendam luka cinta. Ia selalu menghindari lagu As Time Goes By, sebuah lagu yang dulu kerap dinyanyikan kekasihnya, Ilsa Lund (Ingrid Bergman).
Semua berubah ketika Ilsa kembali hadir di Casablanca, kali ini bersama suaminya, Victor Laszlo (Paul Henreid), seorang pemimpin perlawanan anti-Nazi yang diburu Jerman. Mereka datang mencari jalan untuk melarikan diri ke Amerika, menjadikan Casablanca tempat transit penuh harap.
Rick yang masih terluka karena perpisahan mereka di Paris, terpaksa menghadapi masa lalunya. Saat itu, di tengah kekacauan invasi Jerman, Ilsa meninggalkannya begitu saja di stasiun kereta. Rick tak pernah tahu, bahwa saat itu Ilsa baru mengetahui Victor masih hidup setelah sebelumnya diyakini telah tewas di tahanan Nazi.
Di akhir film, Rick memilih jalan pengorbanan: ia membantu Ilsa dan Victor melarikan diri, meski berarti harus melepaskan cintanya sendiri. Sebuah keputusan getir, namun penuh keagungan, meletakkan perjuangan kemanusiaan di atas kepentingan pribadi.
Cinta yang pernah mereka rajut di Paris mungkin harus berakhir, namun kenangannya tetap abadi. Sebuah cinta yang penuh luka, penuh pengorbanan, namun justru karena itu menjadi abadi. Seperti lirik lagu itu, As Time Goes By.
Pada titik inilah, kisah Rick dan kisah Casablanca bersatu dalam satu napas. Casablanca, kota yang berkali-kali dihancurkan sejarah dan bencana, namun selalu bangkit. Tak pernah menutup diri. Tak membalas dendam. Tapi tetap membuka tangan, menjadi jembatan antara benua, antara dunia.
Casablanca, kota yang bangkit bukan dengan amarah, melainkan dengan cinta. Kota yang tetap menyambut tamu-tamu dari seluruh dunia—seperti saya hari ini—dengan kehangatan yang tulus.
Di Casablanca, kita belajar tentang ketabahan. Kita belajar tentang pengorbanan. Kita belajar tentang menjadi jembatan yang menghubungkan budaya, sejarah, dan peradaban yang beragam.
Casablanca tetaplah abadi, tak lekang oleh waktu. Dirangkai oleh kenangan, diiringi lirik abadi yang pelan-pelan mengalun di angin Atlantik:
"You must remember this,
A kiss is still a kiss,
A sigh is just a sigh.
The fundamental things apply
As time goes by."