MAKASSAR, UNHAS.TV - Lahir dari keluarga sederhana di satu kampung di Bitung, Sulawesi Utara, Ikhwan Musafir tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari ia akan tinggal dan berkarya di Amerika Serikat.
Di kampung tempat ia dibesarkan, listrik dan air bahkan harus bergiliran. Namun, dari tanah yang sederhana itu pula, lahir mimpi besar yang terus ia bawa hingga ke seberang benua.
"Dulu saya sering bilang, saya pengen ke Amerika. Tapi malah ditertawakan. Dua puluh tahun kemudian, saya kirim oleh-oleh ke orang-orang yang dulu menertawakan saya," ujar Ikhwan Musafir dalam program Unhas Figure, memperkenalkan bukunya yang berjudul 'Cerita dari Paman Sam'.
Buku ini bukan sekadar karya sastra. Lebih dari itu, ia adalah potret perjalanan, kegigihan, dan tekad untuk keluar dari keterbatasan. Menurut Ikhwan, mimpi adalah hal gratis yang harus dimiliki semua orang dan yang mahal adalah konsisten mewujudkan.
"Kita memang tidak bisa memilih lahir dari keluarga seperti apa, tapi itu bukan alasan untuk kita tidak maju," tegasnya.
Sejak muda, Bang Imus, sapaannya, itu menyadari bahwa pendidikan dan bahasa adalah kunci untuk membuka dunia. Ia rajin membaca, termasuk koran-koran bekas yang bisa didapatkan dengan mudah.
Baginya, bahasa Inggris adalah salah satu senjata penting. Banyak anak cerdas, katanya, tapi dianggap tidak pintar hanya karena tidak menguasai bahasa internasional tersebut.
Sebelum menginjakkan kaki di negeri Paman Sam, Ikhwan lebih dulu menguji dirinya di Jakarta. Ia menyebut ibu kota sebagai "tempat training" sebelum seseorang siap merantau ke luar negeri.
"Kalau kita sudah bisa bertahan hidup di Jakarta, saya rasa kita bisa hidup di mana saja," ujarnya.
Bang Imus sempat bekerja di pom bensin, bahkan jualan koran di ibu kota. Semua ia jalani sebagai proses. Baginya, merantau bukan hanya tentang keberanian, tapi juga kesiapan mental dan strategi.
Dalam bukunya yang disebut 85 persen berdasarkan kisah nyata, Ikhwan menghadirkan tokoh utama bernama Samsul, anak muda asal Gorontalo yang berhasil mendapat kesempatan ke Amerika.
Cerita menjadi semakin menarik ketika Samsul harus menghadapi realitas hidup, ditinggal kekasihnya yang memilih menikah dengan juragan skincare dari Makassar.