News
Sport

CODE RED: Nketiah Hancurkan Start Sempurna Liverpool di Menit 97



Federico Chiesa cetak gol penyama kedudukan untuk Liverpool. (screennshot The Sun)


Di kubu Palace, kemenangan ini mengokohkan catatan 18 laga beruntun tanpa kekalahan di liga. Pasukan Oliver Glasner kini duduk di peringkat kedua, mengintip peluang lolos ke kompetisi Eropa musim depan.

Dengan kombinasi agresivitas Sarr, ketangguhan Guehi, dan ketajaman Nketiah, The Eagles membuktikan diri bukan sekadar pengganggu elite.

Sementara itu, lini depan Liverpool yang mahal masih belum sepenuhnya klik. Isak dan Wirtz, yang jika semua klausul bonus terpenuhi bisa menelan biaya £246 juta, belum menunjukkan telepati permainan yang diharapkan. Beberapa kombinasi singkat sempat menawan, tapi umpan terakhir kerap hilang arah.

Isak bahkan menyia-nyiakan satu peluang emas ketika sudah melewati Henderson, tapi gagal mengarahkan bola ke gawang kosong. Suporter Palace pun bersorak dengan nyanyian sinis: “What a waste of money”.

Slot sendiri terlihat frustrasi sepanjang laga. Ia beberapa kali mengubah formasi, bahkan sempat memainkan Gravenberch sebagai bek kanan darurat. Eksperimen itu tak banyak membantu, justru membuat ruang pertahanan semakin terbuka.

Palace terus menghukum setiap kecerobohan. Dari Mitchell, Yeremy Pino, hingga Daniel Muñoz, semua bergantian mengancam. Hanya tiang gawang dan refleks Alisson yang menjaga skor tidak melebar.

Saat peluit panjang berbunyi, wajah Slot muram. Kekalahan ini bukan sekadar kehilangan tiga poin, tapi juga membuka diskusi tentang fondasi pertahanan yang rapuh. Liverpool tak bisa selamanya diselamatkan Alisson atau gol telat yang menutupi kelemahan.

Bagi Palace, malam ini jadi perayaan. Selhurst Park kembali bergemuruh, menyanyikan nama Nketiah, Sarr, dan Glasner.

Bagi Slot, ini alarm merah --CODE RED-- bahwa musim panjang masih penuh ranjau, dan juara bertahan harus menemukan kembali soliditasnya jika tak ingin terseret arus persaingan. (*)