SIDRAP, UNHAS.TV - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Hasanuddin (Unhas) Gelombang 114 melaksanakan sosialisasi dan pelatihan pembuatan briket dari limbah pertanian di Kelurahan Manisa, Kecamatan Baranti, Kabupaten Sidenreng Rappang, Selasa, 28 Juli 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja individu Mahasiswa KKN-T 114 Suci Faradiva yang bertujuan untuk memberikan solusi praktis dan aplikatif terhadap permasalahan pengelolaan limbah pertanian, khususnya sekam padi yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal.
Sosialisasi ini diawali dengan penyuluhan mengenai pentingnya pengelolaan limbah pertanian secara berkelanjutan. Dalam sesi ini, peserta diberikan pemahaman mengenai dampak negatif limbah yang dibiarkan menumpuk atau dibakar sembarangan, termasuk pencemaran udara dan potensi gangguan kesehatan.
Suci Faradiva menyampaikan bahwa limbah pertanian seperti sekam padi sebenarnya memiliki nilai ekonomi yang tinggi jika diolah menjadi briket sebagai bahan bakar alternatif.
Kegiatan ini didukung oleh para warga di kelurahan Manisa, yang turut hadir dan memberikan beberapa pendapat mengenai pengolahan limbah pertanian.
Setelah sesi penyuluhan, kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan teknis pembuatan briket. Warga diajak langsung mempraktikkan tahapan proses mulai dari pengeringan bahan, pencampuran perekat, pencetakan hingga penjemuran briket.
Alat-alat yang digunakan dalam pelatihan bersifat sederhana dan mudah ditemukan di lingkungan sekitar, sehingga memudahkan peserta untuk mengadopsi teknologi ini secara mandiri di rumah masing-masing. Pelatihan dilakukan secara kelompok kecil untuk memastikan seluruh peserta memahami setiap tahapan.
Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan ini sangat tinggi, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang muncul saat diskusi berlangsung. Beberapa peserta bahkan menyampaikan minat untuk mengembangkan usaha kecil berbasis briket jika pelatihan ini dapat difasilitasi secara berkelanjutan.
Suci Faradiva juga memperkenalkan prototype alat cetak briket sederhana dari bahan daur ulang, yang menarik perhatian para pemuda desa karena dinilai cocok untuk dijadikan inovasi kewirausahaan.
Program pelatihan ini diharapkan mampu membangkitkan kesadaran masyarakat bahwa limbah bukan hanya sisa yang dibuang, melainkan potensi yang bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi dan pendapatan.
Keberhasilan kegiatan ini menunjukkan bahwa masyarakat desa memiliki kesiapan dan semangat untuk berubah, asalkan diberikan akses pengetahuan dan keterampilan yang tepat. Dalam jangka panjang, inovasi briket dapat menjadi solusi bagi tantangan lingkungan sekaligus peluang ekonomi lokal.
Melalui kegiatan ini, Suci Faradiva tidak hanya membawa ilmu dari kampus ke masyarakat, tetapi juga menjadi jembatan perubahan menuju desa yang lebih mandiri, bersih, dan ramah lingkungan.
Sosialisasi dan pelatihan briket menjadi simbol nyata dari semangat kolaborasi dan pemberdayaan yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. (*)