PANGKEP, UNHAS.TV - Yayasan Romang Celebes Indonesia (YRCI) bekerja sama dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Keilmuan dan Penalaran Ilmiah (UKM KPI) Universitas Hasanuddin menggelar kegiatan bertajuk Cangke Initiative pada Sabtu dan Minggu (14-15/6/2025).
Kegiatan yang mengangkat tema “Dari Generasi ke Generasi, Estafet Tak Terhenti” ini digelar di dua titik di Pulau Cangke dan Pulau Lamputang di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep). YRCI melibatkan mahasiswa, komunitas, serta masyarakat setempat.
Hari pertama kegiatan dipusatkan di SD Negeri 21 Lamputang dengan agenda sosialisasi pentingnya menjaga Pulau Cangke sebagai bagian dari identitas budaya dan lingkungan yang wajib dilestarikan.
Pulau Cangke sendiri merupakan pulau tak berpenghuni yang berada di gugusan Kepulauan Spermonde, perairan Selat Makassar dan secara administratif masuk pada wilayah Desa Mattiro Dolangeng, Kecamatan Liukang Tupabbiring,
Pulau dengan luas 18 ribu meter persegi ini dikenal sebagai tempat bertelur bagi penyu laut. Dan pada hari kedua kegiatan dilakukan pelepasan tukik atau anak penyu di sini.
“Pulau Cangke ini unik, meski tak berpenghuni, ia punya potensi besar. Setiap tahun penyu datang bertelur di sana. Ini yang harus kita jaga. Dengan pendekatan wisata konservasi, Pulau Cangke bisa menjadi destinasi edukatif sekaligus lestari,” ujar Direktur YRCI Awaluddin, kepada Unhas.TV.
Pada hari kedua, para peserta yang terdiri dari mahasiswa, warga, dan aktivis komunitas melakukan aksi bersih-bersih di Pulau Cangke.
Tak hanya memungut sampah, mereka juga memetakan titik-titik rawan pencemaran lingkungan serta mendokumentasikan cerita lisan masyarakat sekitar tentang sejarah dan tradisi pulau.
Cangke Initiative tidak hanya bergerak di bidang lingkungan, tapi juga menjadi ruang penghubung antara pengetahuan lokal dan semangat generasi muda.
Kepala Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan Aron Arfandi Pananrang, mengatakan gerakan ini menjadi upaya konkret dalam membangun kolaborasi antargenerasi demi keberlanjutan ekologi dan budaya lokal.
“Kami menyusun rencana pengelolaan kawasan konservasi yang mencakup rehabilitasi ekosistem mangrove, lamun, dan terumbu karang. Dukungan kegiatan seperti Cangke Initiative sangat sejalan dengan arah pengelolaan konservasi laut yang terintegrasi,” jelas Aron.
Menurutnya, inisiatif semacam ini perlu terus diperluas agar kesadaran masyarakat terhadap pelestarian kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil makin meningkat.
Aron juga menambahkan bahwa dua kawasan konservasi perairan daerah (KKPD) di wilayah Kabupaten Pangkep—Liukang Tangaya dan Liukang Tupang Biring—telah disahkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai bagian dari jaringan perlindungan laut nasional.
Cangke Initiative menjadi percontohan bagaimana aksi lingkungan, literasi budaya, dan pemberdayaan masyarakat bisa berjalan seiring.
Gerakan ini tidak hanya berbicara soal konservasi, tetapi juga tentang keberlanjutan nilai dan warisan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
“Melalui Cangke Initiative, kami ingin memastikan bahwa estafet penjagaan alam dan budaya tidak terputus di tengah laju modernitas,” kata salah satu panitia dari UKM KPI Unhas.
Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat lokal, terutama para orang tua yang melihat potensi edukasi lingkungan yang dibawa oleh para mahasiswa dan aktivis.
Ke depan, YRCI dan mitra berkomitmen untuk menjadikan kegiatan ini agenda rutin tahunan yang menjangkau lebih banyak pulau kecil di Sulawesi Selatan.
(Pander Josua Nabababan / Unhas.TV)