Mahasiswa

Dari Teater Arab hingga Pameran Inovasi: Karya Mahasiswa Sastra Arab Unhas

Masrahiyyah

MAKASSAR, UNHAS.TV – Sebuah panggung sederhana di Aula Prof. Mattulada, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, berubah menjadi panggung besar imajinasi. Di atasnya, mahasiswa-mahasiswa Program Studi Sastra Arab angkatan 2022 dan 2023 memanggungkan lebih dari sekadar cerita: mereka menghidupkan bahasa Arab dalam bentuk yang paling hidup dan nyata:teater!

Hari itu, Rabu, 11 Juni 2025, mereka tidak sedang mengikuti ujian biasa. Tidak pula sedang sekadar menyelesaikan tugas akhir semester. Yang mereka lakukan jauh lebih dari itu: mereka merayakan bahasa, mengolah budaya, dan menyampaikan pesan moral melalui seni pertunjukan yang mengandalkan kekuatan bahasa Arab sebagai alat utama komunikasi dan ekspresi.

Seni yang Mendidik: Teater sebagai Media Pembelajaran Bahasa Arab

Dalam ruang akademik yang kerap diwarnai tumpukan teks dan tata bahasa, mata kuliah Al Masrahiyah menawarkan sesuatu yang berbeda. Ia memberi ruang bagi mahasiswa untuk “menyentuh” bahasa Arab, bukan hanya melalui bacaan, tetapi melalui tubuh, suara, emosi, dan kerja sama tim. Mahasiswa diminta untuk menulis, menerjemahkan, memerankan, dan akhirnya mempertunjukkan naskah-naskah dalam bahasa Arab.

Tahun ini, dua lakon besar dipilih: Ashabul Kahfi, kisah tentang pemuda-pemuda beriman yang bersembunyi di gua demi mempertahankan keyakinan mereka, dan Kisah 1001 Malam, yang sarat dengan hikmah, petualangan, dan kearifan dari dunia Timur.

Kedua pertunjukan ini tidak hanya menguji penguasaan gramatika, tetapi juga mengasah rasa dan pemahaman mendalam atas konteks sosial-budaya Arab. Dialog-dialog yang dilafalkan dalam fus-ha (bahasa Arab baku), kostum berwarna gurun, serta setting yang disesuaikan dengan nuansa Timur Tengah, membuat penonton seolah terseret ke dalam dunia yang jauh dari Indonesia, namun dekat lewat semangat universalnya.

“Drama bukan hanya soal hiburan,” ujar Fitriani, S.S., M.Hum., dosen pengampu mata kuliah, “ia adalah ruang belajar yang menyentuh dimensi paling manusiawi dalam pendidikan: empati, imajinasi, dan pemahaman lintas budaya.”

Panggung Sederhana, Dunia Besar: Ruang Lintas Bakat dan Kolaborasi

Yang menarik dari pementasan ini adalah kolaborasi lintas minat. Ada yang menulis, ada yang menyusun musik latar, ada pula yang merancang pencahayaan dan kostum. Mahasiswa tidak hanya duduk di bangku kuliah, tapi berpikir sebagai seniman, produser, sutradara, bahkan penonton atas karyanya sendiri.

Bagi banyak mahasiswa, ini adalah kali pertama mereka berdialog penuh dalam bahasa Arab di depan umum. Maka, selain menguji kemampuan bahasa, pementasan ini juga menjadi ajang melatih mental, kepercayaan diri, dan ekspresi diri dalam konteks yang otentik dan bermakna.

>> Baca Selanjutnya