TAKALAR, UNHAS.TV - Upaya meningkatkan literasi masyarakat terus dilakukan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin Gelombang 114 Tematik Literasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI).
Salah satu wujudnya adalah sosialisasi digitalisasi perpustakaan desa yang dilaksanakan secara daring pada Jumat (1/8/2025) pukul 20.00 Wita.
Kegiatan ini diikuti pengelola Perpustakaan Desa Campagaya, Ketua Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kertas Pena, TBM Pammuntuli Baji, serta beberapa TBM lain di Kecamatan Galesong, Kabupaten Takalar. Pelaksanaan secara online melalui Google Meet dipilih agar dapat menyesuaikan waktu dan kondisi peserta.
Dalam kegiatan tersebut, Najwa Aulia, mahasiswa KKN Tematik Literasi di Desa Campagaya, memperkenalkan INLISLite (Integrated Library System Lite), sistem otomasi pengelolaan perpustakaan yang dikembangkan Perpusnas RI.
Sistem ini memungkinkan perpustakaan melakukan pendataan, katalogisasi, dan penyusunan koleksi buku secara sistematis dan efisien.
Peserta sosialisasi dibimbing untuk memahami langkah-langkah input data koleksi ke dalam sistem, mulai dari pengisian metadata buku seperti judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, hingga subjek buku.
Selain itu, dikenalkan pula cara penggunaan Dewey Decimal Classification (DDC) untuk klasifikasi koleksi, menambahkan gambar sampul buku, dan mencetak label inventaris.
Fitur Online Public Access Catalog (OPAC) turut menjadi sorotan. Fasilitas ini memungkinkan masyarakat mencari buku secara daring, sehingga mempermudah akses informasi dan meningkatkan keterbukaan layanan perpustakaan desa.
Antusiasme peserta terlihat dari respons positif yang diberikan. Salah satu perwakilan pengelola perpustakaan desa mengungkapkan, sistem ini sangat membantu dalam penataan ulang koleksi yang selama ini masih dilakukan secara manual. “Dengan INLISLite, pekerjaan kami akan jauh lebih teratur dan rapi,” ujarnya.
Najwa berharap, kehadiran sistem ini menjadi langkah awal menuju hilirisasi program kerja yang berdampak langsung bagi masyarakat.
“Target kami, perpustakaan desa bukan hanya tempat menyimpan buku, tapi menjadi pusat literasi modern yang informatif, transparan, dan ramah teknologi,” jelasnya.
Sosialisasi ini juga diharapkan dapat memperkuat peran perpustakaan desa sebagai pusat kegiatan literasi yang terintegrasi dengan perkembangan teknologi. Dengan dukungan sistem digital, diharapkan pelayanan kepada masyarakat semakin cepat, akurat, dan mudah diakses oleh semua kalangan.
Program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan Perpusnas RI dapat mendorong transformasi layanan publik, khususnya di bidang literasi, untuk menjawab tantangan era digital. (*)