SIDRAP, UNHAS.TV - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) 114 Universitas Hasanuddin melakukan edukasi langsung penanganan pascapanen padi di Desa Bulo Wattang, sebuah desa agraris yang dikelilingi hamparan sawah produktif di Kabupaten Sidrap, Senin (21/7/2025).
Kegiatan ini difokuskan pada pemanfaatan teknologi rumah pengering (dryer house) sebagai solusi pengeringan padi yang lebih efisien dan tahan terhadap perubahan cuaca.
Dipimpin penanggung jawab program KKN Tematik Gelombang 114 Unhas Erni Nirani, kegiatan ini menyasar petani lokal yang selama ini masih mengandalkan metode tradisional dalam proses pengeringan gabah.
Dalam kegiatan tersebut, para mahasiswa memberikan penyuluhan dan praktik lapangan mengenai cara kerja rumah pengering, mulai dari tahapan pengumpulan gabah, pengaturan suhu dan kelembaban, hingga proses penyimpanan yang higienis.
“Pengeringan padi secara tradisional dengan mengandalkan sinar matahari memang sudah lama dilakukan, namun sangat bergantung pada cuaca," ujar Erni Nirani di sela kegiatan.
"Jika hujan turun tiba-tiba, maka kualitas gabah bisa menurun drastis karena kadar air yang tidak stabil. Oleh karena itu, penggunaan rumah pengering menjadi solusi yang lebih efektif dan efisien,” tambahnya.
Ia menambahkan bahwa rumah pengering dapat menghasilkan gabah yang kering secara merata, bersih, dan berkualitas tinggi.
Melalui metode penyuluhan partisipatif dan praktik langsung, para petani diharapkan mampu memahami serta mengadopsi teknologi ini dalam aktivitas pertanian sehari-hari. Edukasi ini menjadi bagian dari upaya mahasiswa KKN-T dalam memperkuat ketahanan pangan berbasis inovasi teknologi tepat guna.
Baharuddin, salah satu petani yang mengikuti kegiatan ini, mengungkapkan antusiasmenya terhadap edukasi tersebut.
“Saya salah satu petani yang masih menggunakan pengeringan tradisional (matahari) untuk penanganan padi dan merasa sangat terbantu dengan adanya edukasi rumah pengering ini agar tidak tergantung pada cuaca,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari kontribusi nyata mahasiswa Universitas Hasanuddin dalam menjawab tantangan pertanian di era modern. Sinergi antara kampus dan masyarakat desa ini diharapkan dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih adaptif dan berkelanjutan.
Dengan adanya rumah pengering, kualitas hasil panen padi di Desa Bulo Wattang diprediksi akan meningkat secara signifikan, baik dari sisi nilai jual maupun ketahanan produk terhadap penyimpanan.
Ke depan, pemanfaatan rumah pengering diharapkan menjadi standar pascapanen baru yang memperkuat ekonomi petani desa.
Program edukasi pascapanen ini menunjukkan bagaimana peran aktif mahasiswa tidak hanya terbatas pada teori akademik, tetapi juga pada aksi nyata yang berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat. (*)