CHINA, UNHAS.TV - Melalui satu jurnal kedokteran, pihak Anhul Medical University di China mengumumkan pasien yang mendapat cangkokan hati babi hasil rekayasa genetika mampu bertahan hidup selama 170 hari. Dalam 170 hari itu, 38 hari di antaranya dihabiskan dengan organ babi itu.
Sebelumnya, ilmuwan telah berhasil mencangkokkan ginjal dan jantung babi hasil rekayasa genetika ke manusia. Adapun cangkok hati babi telah diterapkan ke pasien yang telah mengalami mati otak. Hati babi dipilih karena memiliki kemiripan dengan organ manusia.
Namun, para ahli di bidang xenotransplantasi – penggunaan organ hewan pada manusia – memiliki beberapa kekhawatiran tentang apakah hati akan menjadi calon yang baik untuk prosedur semacam itu.
"Semua orang selalu berkata, 'oh, hati terlalu rumit untuk dicangkokkan dibandingkan dengan jantung atau ginjal,' tetapi setelah ini, saya pikir orang-orang akan berpikir berbeda," kata Dr Beicheng Sun, Presiden Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Kedokteran Anhui dan salah satu penulis kajian itu.
Tidak seperti jantung dan ginjal yang memiliki fungsi yang lebih sempit, hati lebih rumit untuk digantikan dengan organ babi karena ukurannya yang besar dan memiliki suplai darah ganda serta beragam fungsi.
Hati menyaring darah, membuang racun dan limbah, memproses nutrisi, mendetoksifikasi zat berbahaya seperti alkohol dan obat-obatan, menghasilkan empedu untuk membantu pencernaan, menghasilkan protein yang membantu pembekuan darah dan memainkan peran penting dalam mengatur gula darah.
Pada tahun lalu, para dokter di Penn Medicine berhasil melakukan perfusi hati eksternal pertama di dunia yang diketahui berhasil menggunakan organ babi yang telah disunting gennya.
Darah dari pasien yang telah mati otak dialirkan melalui hati babi ke luar tubuh pasien. Dalam kasus tersebut, hati babi tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda peradangan dalam 72 jam pengujian, dan tubuh pasien tetap stabil.
Hati babi yang dicangkokkan kepada pasien mati otak di China pada Maret 2024, akhirnya harus dicabut kembali 10 hari setelah operasi atas permintaan keluarga pasien. Namun selama hati babi itu berada di tubuh manusia, tidak ada tanda-tanda penolakan imun atau akumulasi peradangan.
Para ahli mengatakan studi baru yang diterbitkan di Jurnal Hepatologi, menunjukkan bahwa cangkok hati babi ke manusia menunjukkan harapan untuk digunakan sebagai jembatan guna membantu manusia yang memiliki kondisi hati serius hidup cukup lama agar hati mereka sendiri dapat pulih atau agar hati manusia donor tersedia.
Hingga kini lebih dari 100 ribu orang masuk daftar tunggu cangkok organ di AS dan lebih dari 9.000 orang menunggu cangkok hati. Organ hati merupakan kebutuhan terbesar kedua setelah ginjal, menurut Badan Sumber Daya & Layanan Kesehatan AS.(*)