MAKASSAR, UNHAS.TV- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Gelombang 113 Unhas Kelurahan Gantarang mengadakan sosialisasi pembuatan Pupuk Kompos. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat-Minggu (31/01 - 02/02) di tiga lingkungan yang ada di Kelurahan Gantarang, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa.
Sosialisasi pembuatan dan pemanfaatan pupuk kompos ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi yang terjadi di kalangan petani di Kelurahan Gantarang. Para petani terkendala dalam pengoptimalan produksi pertanian yang disebabkan oleh tidak lancarnya pasokan pupuk di Kelurahan Gantarang.
Kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari ini diadakan di tiap lingkungan dan dihadiri oleh Kepala Lingkungan untuk masing-masing lingkungan yang ada di Kelurahan Gantarang.
Masyarakat yang mayoritas menanam padi dan porang kesulitan dalam mendapatkan pupuk yang memadai, baik dari segi ketersediaan maupun biaya. Dari kondisi tersebut, mahasiswa KKN-T Unhas memperkenalkan alternatif berupa pupuk kompos yang tidak hanya mudah dibuat, tetapi juga ramah lingkungan dan lebih terjangkau.
Bahan-bahan yang organik dan mudah didapatkan menjadi salah satu keunggulan dari pupuk kompos. Penanggung jawab Program Kerja ini, Muhammad Iqramul Hasyim, menjelaskan bahwa masyarakat di Kelurahan Gantarang rata-rata berprofesi sebagai petani padi dan porang, yang limbahnya dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan pupuk kompos.

KKN-Tematik Unhas: Petani sebaiknya menggunakan bahan-bahan organik. (Foto: Dokumen Pribadi).
Iqram juga menjelaskan, kegiatan ini juga sekaligus menjadi sosialisasi bagi masyarakat Kelurahan Gantarang untuk senantiasa menggunakan pupuk organik di lahan pertanian. “Penggunaan pupuk yang mengandung bahan kimia berbahaya dapat merusak struktur tanah, sehingga pengenalan pupuk organik pada petani merupakan alternatif terbaik dari kondisi tersebut,” ujar mahasiswa Program Studi Manajemen tersebut.
Selain melakukan sosialisasi, dalam kegiatan ini juga terdapat praktik pembuatan pupuk kompos secara langsung. Sehingga peserta yang hadir tidak bosan hanya mendengar materi.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktik pembuatan pupuk kompos ini juga didapatkan dari lingkungan sekitar Kelurahan Gantarang. Limbah tersebut berupa sampah kering berupa limbah jerami pertanian, sampah basah dari limbah sayur rumah tangga, dan pupuk kandang dari kotoran hewan ternak warga.
Dengan adanya kegiatan ini, Iqram berharap agar masyarakat dapat lebih peduli terhadap lingkungan dengan senantiasa menggunakan bahan-bahan organik. “Semoga dengan adanya pengenalan secara langsung, baik manfaat dan teknik pembuatannya dapat menambah pengetahuan dan motivasi petani untuk berorientasi pada penggunaan pupuk yang tetap memperhatikan kepedulian dan keberlangsungan ekosistem,” harapnya. (*)