UNHAS.TV - Setiap pagi dan malam menjelang tidur, tak sedikit orangtua yang tekun membantu anaknya yang masih balita untuk menyikat gigi.
Aktivitas tersebut tentunya sangat positif bagi anak. Di balik aktivitas ini, masih banyak yang belum benar-benar memahami tentang sikat gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride.
Ya, fluoride memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan gigi si kecil. Menurut para ahli, fluoride memiliki manfaat luar biasa hingga membuatnya dijuluki sebagai “vaksin gigi” bagi anak-anak.
“Fluoride adalah senyawa yang ketika diaplikasikan ke struktur gigi, baik secara lokal maupun sistemik, dapat memperkuat lapisan email gigi,” jelas dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak Unhas drg Andi Sri Permatasari SpKGA.
Ia menambahkan, fluoride bukan hanya untuk pengobatan, melainkan lebih kepada pencegahan, mirip seperti vaksinasi.
Secara ilmiah, fluoride bekerja dengan membantu proses remineralisasi, yaitu pemulihan struktur gigi yang mulai melemah akibat paparan asam dari makanan atau bakteri. Fluoride akan memperkuat email gigi sehingga risiko karies atau gigi berlubang bisa ditekan secara signifikan.
Menurut data dari American Dental Association (ADA), penggunaan pasta gigi berfluoride dapat menurunkan risiko karies hingga 25% lebih rendah dibanding yang tidak menggunakan.
Fluoride bisa diperoleh melalui dua jalur: sistemik dan topikal. Secara sistemik, fluoride bisa didapatkan dari air minum yang terfluoridasi, susu, atau bahkan suplemen selama masa kehamilan.
Sedangkan secara topikal, fluoride diaplikasikan langsung ke gigi, seperti melalui pasta gigi, obat kumur, atau perawatan profesional di klinik. “Yang paling ringan itu dari pasta gigi,” ujar drg Andi Sri.
“Dulu ada anggapan fluoride berbahaya kalau tertelan, tapi sekarang American Academy of Pediatric Dentistry sudah merekomendasikan penggunaannya sejak usia dini, dengan takaran yang tepat,” jelasnya.
Untuk anak usia 0–3 tahun, cukup gunakan pasta gigi fluoride seukuran sebutir beras. Sementara untuk usia 3–6 tahun, takaran ditingkatkan menjadi seukuran biji jagung. Yang penting, selalu lakukan pendampingan saat anak menyikat gigi agar tidak menelan pasta gigi berlebih.
Aplikasi Fluoride Profesional
Bagi anak-anak dengan risiko tinggi karies, perawatan tambahan bisa dilakukan di klinik gigi berupa aplikasi topikal fluoride.
Perawatan ini menggunakan gel atau varnish khusus yang dioleskan langsung ke permukaan gigi. Prosedurnya sederhana dan tidak menyakitkan, namun hasilnya efektif untuk memperkuat gigi secara menyeluruh.
Menurut penelitian dalam Journal of Dental Research (2022), aplikasi fluoride topikal setiap enam bulan sekali dapat menurunkan tingkat karies hingga 43% pada anak-anak usia prasekolah yang rentan terhadap kerusakan gigi.
Pencegahan karies gigi sejatinya bisa dimulai sejak bayi, bahkan sebelum gigi tumbuh. Membersihkan mulut bayi dengan kain kasa bersih adalah langkah awal perawatan oral yang baik.
Saat gigi pertama mulai muncul, orangtua dapat memperkenalkan sikat gigi lembut dengan sedikit pasta gigi berfluoride.
Edukasi kepada orangtua menjadi kunci penting. Dengan informasi yang tepat, kekhawatiran terhadap fluoride bisa dikurangi dan pemanfaatannya bisa dioptimalkan untuk kesehatan anak.
“Fluoride bukan sesuatu yang harus ditakuti,” tegas drg Andi Sri Permatasari. “Tapi perlu dipahami, diawasi penggunaannya, dan digunakan sesuai rekomendasi ahli.”
Kesehatan gigi anak tidak hanya berdampak pada kemampuan mengunyah atau berbicara, tapi juga kepercayaan diri, tumbuh kembang, hingga kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Maka dari itu, menjaga kebersihan gigi dan gusi sejak dini adalah investasi jangka panjang.
Melalui penggunaan fluoride secara tepat dan rutin, anak-anak dapat terlindungi dari gangguan gigi yang menyakitkan dan berbiaya mahal di kemudian hari.
Dengan kata lain, memberikan “vaksin gigi” kepada anak adalah bentuk cinta orangtua yang nyata — mencegah lebih baik daripada mengobati.
(Andi Putri Najwah / Unhas.TV)