MAKASSAR, UNHAS.TV - Ketua DPR AS (US House of Representatives) sedang dalam tekanan massa dan didesak untuk segera menemui ratusan mahasiswa Universitas Columbia yang turun ke jalan dan mendesak agar AS turut berpartisipasi menghentikan kekerasan yang terjadi di Palestina.
Aksi demonstrasi mahasiswa ini makin meluas ke sejumlah negara bagian termasuk di Texas dan California. Mereka yang turun adalah pendukung perjuangan rakyat Palestina
Juru Bicara Partai Republik Mike Johnson menyebut situasi di Universitas Columbia sudah tidak terkendali dan mendesak Rektor Universitas Columbia, Nemat Shafik, untuk turun dari jabatannya. Nemat Shafik dipandang gagal menjalankan tugasnya meredam unjuk rasa itu
"Saya menghargai hak kebebasan berbicara dan keragaman gagasan. Namun unjuk rasa ini bisa sangat berbahaya bagi mahasiswa Yahudi yang kuliah di kampus. Pesan saya kepada pengunjuk rasa, kembalilah ke kampus, belajar, dan lupakan hal omong kosong kalian," kata Mike Johnson.
Unjuk rasa terus membesar karena bersatunya ribuan mahasiswa Ivy League di Manhattan, New York. Ivy League adalah kumpulan delapan kampus di Amerika Serikat.
Pada 18 April lalu, pihak universitas sudah meminta bantuan polisi untuk menangani unjuk rasa itu. Polisi bahkan sudah menangkap lebih dari 100 orang.
Caroline Daisy, warga Baltimore yang bergabung dengan mahasiswa di New York, membantah bahwa unjuk rasa mereka untuk menyerang mahasiswa Yahudi. "Itu tidak masuk akal. Tidak ada satu pun tujuan unjuk rasa itu untuk menyasar mereka. Tujuan kami hanya satu, mendesak kekerasan di Palestina dihentikan," ujarnya.
Unjuk rasa mahasiswa tidak hanya di Columbia University. Mahasiswa Ohio State University, Harvard University, MIT, University of California, University of Michigan, dan University of Rochester juga turun ke jalan. Ini yang membuat polisi kelabakan mengadang mereka.(amir pr)