MAKASSAR, UNHAS.TV - Lebih dari 200 warga Muslim yang berdiam di Manchester, Inggris, berunjuk rasa atas tindakan kekerasan yang dilakukan aparat Greater Manchester Police (Kepolisian Resort Manchester)
terhadap Mohammed Fahir (19).
Tindakan kekerasan di terminal 2 Bandara Manchester itu terekam oleh video yang kemudian tersebar luas ke seluruh dunia. Video itu memancing kemarahan banyak pihak.
Pada video itu terlihat sekumpulan polisi berusaha menahan Mohammed Fahir. Fahir akhirnya tertelungkup. Pada saat tak berdaya itu, seorang polisi menginjak kepala Fahir dan menendang wajah remaja itu.
Meski ibu Fahir berusaha melindungi namun polisi masih terus bertindak. Sebagian polisi menyemprotkan gas pedih ke orang sekitar untuk tidak mendekat.
Pengunjuk rasa yang berkumpul di depan Kantor Wali Kota Manchester menuntut keadilan untuk korban dan meminta polisi untuk bertanggung jawab atas kekerasan itu.
Apalagi menurut pendamping korban, Fahir kini dirawat di rumah sakit karena ganggung di otak sebagai dampak dari tendangan dan injakan di kepala.
Wali Kota Manchester, Andy Burnam, turut marah atas kejadian itu dan meminta semua pihak untuk menahan diri. Ia menegaskan, tindakan kekerasan tidak dapat dibenarkan, namun semua pihak juga harus lebih jernih berpikir karena video yang beredar tidak utuh.
Pihak kepolisian menyebut kejadian di bandara itu berula dari laporan yang masuk bahwa telah terjadi perkelahian di bandara. Ketika berusaha menangkap terduga pelaku, tiga polisi diserang dan tersungkur di lantai.
Seorang polisi perempuan juga diserang dan mengakibatkan hidungnya patah. Polisi akhirnya bertindak tegas sejumlah orang yang diduga sebagai pelaku perkelahian.
Atas desakan banyak pihak, pemerintah setempat sudah memecat seorang polisi yang terlihat menendang dan menginjak kepala Mohammed Fahir.
Sejumlah polisi yang bertugas di tempat kejadian juga dalam pemeriksaan karena bukan cuma kepada Mohammad Fahir yang jadi korban kekerasan.(*)