Sosial

Generasi Muda Diajak Melek Bahasa Digital Lewat Seminar Literasi Bahasa di Unhas

MAKASSAR, UNHAS.TV - Upaya memperkuat identitas kebangsaan melalui penggunaan bahasa Indonesia kembali digaungkan oleh generasi muda.

Melalui seminar literasi digital bertajuk “Arupa: Anak Ruang Publik Antidominasi Bahasa Asing”, Tim Aruna Duta Bahasa Sulselbar 2025 mengajak anak muda untuk lebih sadar dan aktif menggunakan padanan bahasa Indonesia, khususnya di ruang digital.

Seminar yang digelar di ruang FIS 209 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin pada Selasa (17/6/2025) ini mengusung tema “Generasi Melek Bahasa Digital: Menguatkan Identitas Lewat Bahasa di Era Global”.

Kegiatan ini menjadi bagian dari program implementasi awal Duta Bahasa Sulselbar 2025, sekaligus bentuk kampanye publik untuk melawan dominasi bahasa asing yang kian masif di ruang-ruang percakapan digital.

Sekretaris Tim Aruna, Andi Riska Respati, menjelaskan bahwa isu literasi digital dipilih karena mencerminkan kondisi aktual generasi muda saat ini.

Ia menyoroti maraknya fenomena campur kode—penggunaan bahasa Indonesia yang dipadukan dengan istilah asing di media sosial—sebagai alasan pentingnya seminar ini.

“Kegiatan ini merupakan bentuk implementasi dan langkah awal dalam proses pemilihan Duta Bahasa Sulselbar. Kami mengangkat tema literasi digital karena melihat maraknya pencampuran bahasa di media sosial," kata Riska.

"Sebagai generasi muda, kita harus lebih sadar dalam penggunaan bahasa Indonesia, tetap melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing secara proporsional,” ujarnya.

Fenomena dominasi bahasa asing, terutama dalam percakapan digital, menurut para narasumber, tidak diiringi dengan aturan hukum yang melarangnya. Hal ini menjadikan kesadaran individu sebagai garda utama dalam menjaga penggunaan bahasa nasional.

Seminar ini pun mendorong aksi nyata, seperti membiasakan menggunakan padanan bahasa Indonesia di media sosial, serta memanfaatkan aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) untuk memperkaya kosa kata.

Duta Bahasa Sulselbar Terbaik III Tahun 2023 Afdhal F. Ridho, yang hadir sebagai narasumber, menyampaikan bahwa melek bahasa digital bukan sekadar wacana, melainkan gerakan strategis untuk memperkuat kedaulatan identitas bangsa.

“Mari kita gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti yang ditetapkan dalam KBBI. Gantilah istilah asing dengan padanan yang sudah tersedia agar kita tetap bermartabat dalam berbahasa,” kata Afdhal.

Ia juga menekankan bahwa menjaga bahasa ibu bukan berarti menolak pengaruh asing, melainkan agar bangsa tidak kehilangan akar identitasnya. “Ini bukan soal menutup diri dari globalisasi, tapi soal berdiri teguh dengan identitas kita sendiri,” tegasnya.

Seminar ini pun menjadi ruang reflektif bagi peserta, mayoritas mahasiswa, untuk mulai menerapkan kesadaran berbahasa sejak dini—dari unggahan media sosial, percakapan sehari-hari, hingga aktivitas akademik.

Generasi melek bahasa digital diharapkan mampu menjadi pelopor dalam membangun peradaban bahasa yang kuat dan berwibawa di tengah gempuran tren global.

(Andi Putri Najwah / Rizka Fraja / Unhas.TV)