Ekonomi
Pendidikan

IKAIE FEB Unhas Gelar Sarasehan Ekonomi, Dorong Kebijakan Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan

Ikatan Keluarga Alumni Ilmu Ekonomi FEB Unhas mengadakan Sarasehan Ekonomi Batch I di Arsjad Rasjid Lecture Theatre, Unhas Tamalanrea, Makassar, Senin (15/12/2025). (dok unhas tv)

MAKASSAR, UNHAS.TV - Ikatan Keluarga Alumni Ilmu Ekonomi (IKAIE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin (Unhas) menyelenggarakan Sarasehan Ekonomi batch I di Arsjad Rasjid Lecture Theatre, pada Senin (15/12/2025).

Kegiatan ini dirangkaikan dengan Dies Natalis ke-77 FEB Unhas. Sarasehan mempertemukan para akademisi dan ekonom dengan membahas permasalahan dan langkah yang tepat dalam membuat kebijakan ekonomi di Indonesia. 

Ketua IKAIE FEB Unhas, Dr Eka Sastra SE MSi mengungkapkan, tema ”Jalan Baru Ekonomi Indonesia: Evaluasi dan Rekonstruksi Strategi Pembangunan Indonesia” diambil, karena menurutnya Indonesia merupakan negara dengan kekuatan ekonomi nomor 15 di dunia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB).

”Tapi, masih ada masalah-masalah yang perlu kita selesaikan, seperti ketimpangan, kemiskinan, hubungan daerah yang masih perlu kita perbaiki, ada persoalan lingkungan dan seterusnya,” jelasnya.

Eka menyampaikan, forum tersebut berusaha mencari sebuah jalan baru yang mengejar pertumbuhan ekonomi, tanpa meninggalkan inklusifitasnya.

”No one left behind dan lingkungan kita terjaga,” tutur Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) periode 2014-2019 itu.

Dekan FEB Unhas, Prof Dr Mursalim Nohong MSi mengatakan, masukan dan saran yang dipaparkan oleh Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Muhammad Jusuf Kalla beserta pembicara lainnya telah menjadi motivasi dalam menyelenggarakan pembelajaran di FEB Unhas.

Ia menilai, proses pembelajaran yang akan dibuat harus berorientasi pada dampak ke masyarakat dunia.

”Ada keterkaitan dalam membangun karakter yang ada di dalam diri mahasiswa, kemudian harus punya kemampuan untuk berpikir yang didorong oleh keberanian,” jelasnya.

Prof Mursalim berpesan, mahasiswa FEB Unhas harus memiliki nilai-nilai ke-Unhas-an, seperti berani dalam mengambil keputusan.

Ia mencontohkan nilai tersebut dengan meminta mahasiswa untuk tidak hanya tunduk saat di kelas, namun berani membenarkan apabila ada kesalahan yang disampaikan oleh dosen.

”Ketika itu tidak benar atau memiliki informasi yang tidak jelas, maka kita harus berani mengatakan bahwa itu tidak memiliki dasar yang jelas,” terang Prof Mursalim.

(Achmad Ghiffary M / Moh Resha Maharam / Unhas TV)