News

IKAIE Unhas Bakal Hadirkan Jusuf Kalla Saat Diskusi Akhir Tahun

pengurus IKAIE

MAKASSAR, UNHAS.TV - Ikatan Keluarga Alumni Ilmu Ekonomi (IKAIE) Universitas Hasanuddin terus mematangkan rencana penyelenggaraan Diskusi Akhir Tahun yang dijadwalkan berlangsung pada 15 Desember 2025 pukul 10.00 WITA. 

Sekretaris Jenderal IKAIE, Laode M Said Lutsfi, memastikan bahwa Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK), telah menyatakan kesediaannya untuk hadir. 

“Saat ini, tim kesekretariatan JK sedang melakukan finalisasi penyesuaian jadwal sebelum pengumuman resmi dirilis,” kata Laode di Makassar, Selasa (25/11/2025)..

Dia juga menjelaskan bahwa panitia menyiapkan dua opsi lokasi acara: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas sebagai pilihan utama, dan Arsjad Rasjid Lecture Theatre sebagai alternatif kedua. Pemilihan lokasi akan ditentukan berdasarkan kesiapan teknis dan daya tampung peserta. 

“Kami ingin diskusi ini berlangsung hangat dan terbuka. Kehadiran Pak JK akan memberi ruang refleksi yang sangat dibutuhkan,” ujarnya.

Rencananya, pengurus IKAIE akan berkolaborasi dengan Unhas TV agar diseminasi infiormasi bisa merata ke segenap pelosok. 

Tema diskusi sedang dipersiapkan. Laode memberi bocoran kalau pihaknya ingin mengangkat tema Indonesia yang sedang Tidak Baik-Baik Saja. Tema ini lahir dari keprihatinan mendalam atas kondisi nasional yang dinilai mengalami kemunduran. 

Reformasi, yang dahulu menjadi tonggak perubahan, kini dianggap semakin menjauh dari cita-citanya. “Desentralisasi ditarik kembali ke pusat. Militer kembali tampak aktif di ruang sipil. Indonesia bergerak mundur,” kata Laode.

Laode menegaskan bahwa pengurus IKAIE saat ini merupakan generasi reformasi—mereka yang dulu turun ke jalan, merasakan langsung panasnya demonstrasi, kepungan aparat, serta gelombang mahasiswa yang menuntut tumbangnya rezim. 

Karena itu, diskusi ini dipandang sebagai momentum awal untuk mengingat sejauh mana cita-cita reformasi telah bergeser bagi mereka yang pernah berada di barisan depan perjuangan tersebut.

Menurut Laode, banyak nilai yang dulu diperjuangkan dengan penuh risiko kini terasa memudar: transparansi yang kembali kabur, kekuasaan yang kian terpusat, hingga ruang demokrasi yang menyempit. 

“Ini bukan sekadar acara alumni. Ini ruang untuk bertanya: sejauh apa idealisme itu berjalan, dan apa yang tersisa hari ini,” tambahnya.

Ia menekankan bahwa diskusi ini diharapkan menjadi cermin bersama—sebuah pengingat bahwa reformasi bukan sekadar catatan sejarah, melainkan pekerjaan besar yang belum selesai.

“Kami ingin mengajak semua pihak untuk menengok kembali arah perjalanan bangsa. Apakah kita masih bergerak menuju cita-cita itu, atau justru mundur perlahan tanpa kita sadari,” ujarnya.

Dia juga menyebut bahwa perekonomian nasional semakin menjauh dari semangat usaha bersama berbasis asas kekeluargaan.

Struktur ekonomi yang kian tersentralisasi dan timpang dinilai memerlukan suara moral dari timur Indonesia, suara yang selama ini lahir dari kampus dan intelektual Makassar. 

“Dari tanah yang pernah terjarah, kita ingin menggemakan kembali panggilan moral: ekonomi harus kembali pada tujuan kesejahteraan bersama,” tandasnya.