Kesehatan
Trending
Unhas Sehat

Ilmuwan Korea Temukan Saklar untuk Matikan Kanker

Suatu siang di laboratorium Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST), sekelompok peneliti sibuk mengamati layar komputer yang menampilkan ribuan data sel RNA. 

Di balik tabung-tabung reaksi dan mesin sekuensing mutakhir, mereka tengah menggali rahasia perubahan paling krusial dalam tubuh manusia—momen ketika sel normal berubah menjadi kanker.

Tim yang dipimpin oleh Profesor Kwang-Hyun Cho, dari Departemen Bio dan Teknik Otak KAIST, baru saja mencapai terobosan penting: menemukan saklar molekuler yang dapat membalikkan sel kanker menjadi normal kembali. 

Alih-alih menghancurkan sel kanker dengan kemoterapi atau radiasi, metode ini menawarkan pendekatan baru—membujuk kanker untuk kembali ke asalnya.

Menangkap Momen Kritis

Dalam dunia sains, ada konsep critical transition, yakni perubahan drastis yang terjadi pada titik tertentu. Seperti air yang mendidih tepat di suhu 100°C, sel-sel dalam tubuh pun mengalami momen transisi ketika berubah dari normal menjadi ganas.

Profesor Cho dan timnya berhasil mengidentifikasi titik genting ini. Mereka menemukan bahwa sebelum sel menjadi kanker secara penuh, ada fase di mana sel normal dan sel kanker saling bertumpuk dalam kondisi tidak stabil. Di sinilah letak peluang emas: dengan memanipulasi jaringan genetik dalam fase kritis ini, sel kanker bisa dipaksa untuk mundur ke kondisi sehatnya.

Dengan pendekatan sistem biologi, mereka merancang model komputer yang menyusun peta jaringan genetik penyebab kanker. Dari data single-cell RNA sequencing, model ini secara otomatis mencari titik saklar molekuler yang bisa membalikkan proses kankerisasi.

Eksperimen pertama dilakukan pada sel kanker kolon. 

Hasilnya mencengangkan—setelah saklar molekuler ini diaktifkan, sel kanker mulai menunjukkan karakteristik sel normal.

Menguak Misteri Kanker

“Kami telah menemukan tombol yang bisa membalikkan takdir sel kanker,” kata Profesor Cho. “Ini adalah pertama kalinya perubahan dalam jaringan genetik yang terjadi pada saat kritis ini bisa dipahami dengan detail.”

Penelitian ini bukan hanya soal memahami kanker, tetapi mengubah paradigma dalam terapi kanker. Jika selama ini pendekatan yang ada berfokus pada membunuh sel kanker, metode ini menawarkan solusi yang lebih presisi: membantu sel kanker kembali ke jalan yang benar.

Temuan ini dipublikasikan di jurnal Advanced Science pada 22 Januari, dengan dukungan dari National Research Foundation of Korea dan Korea Health Industry Development Institute.

Meski masih dalam tahap awal, Profesor Cho optimistis bahwa teknologi ini dapat diterapkan pada berbagai jenis kanker lain di masa depan. Jika berhasil, bukan tidak mungkin kanker yang selama ini dianggap sebagai vonis akhir, suatu hari nanti hanya menjadi gangguan kecil yang bisa diatasi dengan menekan saklar yang tepat.