Tentang logo tengkorak, saat itu dipercayakan kepada Bahrun Monoarfa Arsitektur 1983. “Kita tugaskan Bahrun, teman angkatanku untuk merancang dan mendesain, hingga makna-maknanya,” lanjut Arfan dalam bincang-bincang di Kafe PlazGozz Pettarani.
“Cikal bakal tengkorak di tahun 1989 itu murni desain Bahrun. Dia yang pikirkan semuanya, termasuk tulisannya,” lanjut pendesain bangunan kantor Gubernur Maluku tersebut.
Kenapa desain seperti itu? Itu tengkorak kenapa dipilih? “Idenya dari dirinya sendiri. Simetrisnya, pecah-pecahya logo tengkorak. Tulisannya juga dari tulang. Murni Bahrun,” bebernya.
Sekali lagi, kenapa tengkorak? Itu identik dengan musik rock. Kenapa musik rock? Itulah teman rutin mahasiswa teknik pada masa itu. Menemani tugas-tugas menggambar yang serba masih manual. Memakai mesin gambar, penggaris, pensil, rotring, mal, dan seabrek peralatan lainnya.
“Bayangkan tugas-tugas masih manual, kalau pergi asistensi lalu dicoret-coret. Bikin lagi yang baru. Ini tentu berat dan keras bagi anak teknik. Jadi bukan hanya fisik yang dibutuhkan, tapi mental juga,” lanjutnya.
Arfan melanjutkan, saat itu tugas dibagi-bagi kepada pengurus senat. Seperti untuk pemilihan lagu dipilih We Are The Champions, lagu milik Queen.
“Arham Geologi 83 yang pilih lagu. Bersama anak-anak Teknik Sipil 1986. Anto Machmud kebagian pencipta mars Teknik, hymne dan Teknik Rapp. Dia tosseng jagonya,” jelasnya.
Appank –sapaan akrab Arfan Doktrin, kebagian tugas membuat logo senat. Dengan bendera Teknik dengan warna merah-hitam dengan gambar topi proyek warna kuning. Inilah kemudian menjadi bendera senat Teknik Unhas.
Pajang Baliho Raksasa
>> Baca Selanjutnya