MAKASSAR, UNHAS.TV - Tentara Nasional Indonesia (TNI) resmi memperkenalkan seragam tempur baru mereka saat peringatan ulang tahun ke-80 TNI di Lapangan Monas, Jakarta, Minggu (5/10/2025) pagi.
Perubahan corak loreng tersebut ternyata punya dasar ilmiah, bukan sekadar mengganti loreng yang sudah puluhan tahun digunakan. Adapun loreng yang digunakan TNI saat ini masih menggunakan loreng malvinas dan turunannya.
Salah satu ciri loreng malvinas yakni menggunakan pola kamuflase tunggal, misalnya, hijau hutan murni atau cokelat tanah gersang. Nah, melalui loreng baru ini TNI mengikuti seragam tempur negara maju lainnya yang sudah menggunakan kamuflase Multi Terrain Pattern (MTP).
Multi-Terrain Pattern (MTP) untuk kamuflase pasukan sudah diadopsi oleh pasukan bersenjata Inggris pada tahun 2010. Ini adalah desain kamuflase hibrida yang menggabungkan elemen pola hutan, gurun, dan transisi (misalnya, terinspirasi dari MultiCam).
Berbeda dengan kamuflase pola tunggal, MTP menggunakan campuran warna, bentuk, dan kontras untuk mengganggu garis besar di berbagai lingkungan. Berikut adalah alasan mengapa MTP menawarkan keuntungan signifikan:

1. Peningkatan Fleksibilitas di Berbagai Lingkungan
- Adaptabilitas: MTP menyatu dengan sempurna di hutan, daerah perkotaan, padang rumput, dan zona semi-gersang dengan menggabungkan hijau nada sedang, cokelat, tan, dan abu-abu halus. Menurut data Penelitian Natick Soldier Angkatan Darat AS pada pola serupa, MTP mengurangi visibilitas di 70-80% lebih banyak jenis medan dibandingkan pola mono
- Contoh Dunia Nyata: Selama operasi militer di Afghanistan yang memiliki medan campuran gurun dan gunung), pasukan yang dilengkapi MTP melaporkan penyembunyian 20-30% lebih baik daripada kamuflase hutan DPM (Disruptive Pattern Material) lama. Keunggulan MTP ini membuat pasukan tidak perlu mengganti seragam di tengah misi.

2. Peningkatan Efisiensi Operasional
- Kesederhanaan Logistik: Satu set seragam MTP bisa mengurangi jumlah jenis seragam yang harus dimiliki pasukan tempur sehingga lebih hemat biaya dari sisi penyediaan dan penyimpanan. Militer Inggris, misalnya, bisa menghemat jutaan Poundsterling setiap tahun dengan menerbitkan lebih sedikit jenis seragam.
- Penyebaran Cepat: Pasukan dapat dimobilisasi ke medan tempur lebih cepat karena tidak perlu membawa lebih banyak seragam kamuflase, khususnya pada medan perang sangat dinamis. Hal ini terbukti efektif pada pertempuran di Ukraina di mana pola hibrida telah terbukti efektif.
3. Penyembunyian dan Kelangsungan Hidup yang Lebih Unggul
- Kemampuan Gangguan: Bentuk seperti fraktal dan pemecah warna pola ini memanfaatkan kelemahan persepsi visual manusia, membuat deteksi lebih sulit pada jarak lebih dari 50 meter. Uji coba Korps Marinir AS pada pola analog menunjukkan pengurangan waktu deteksi 15-25% dibandingkan skema warna tunggal.
- Performa Cahaya Rendah: Nada netral bekerja dengan baik dalam kondisi fajar/senja. Hal ini meningkatkan efektivitas operasi tempur pada malam hari terutama jika musuh menggunakan pemantauan dengan menggunakan sinar inframerah.
4. Keuntungan Biaya
- Keunggulan Ekonomi: Mengurangi biaya pengadaan sebesar 30-50% dibandingkan inventaris pola ganda. Bahan seperti kain MultiCam Crye Precision (dasar MTP) bersifat tahan lama dan dapat bertahan 2-3 kali lebih lama dalam uji lapangan.
- Manfaat Pelatihan: Tentara berlatih dalam satu sistem dan mengurangi kesalahan dalam skenario tempur yang memiliki stres tinggi.
Singkatnya, desain multi-medan MTP memprioritaskan efektivitas "serba bisa" yang selaras dengan tren tempur saat ini. Pasukan tempur NATO pun telah menggunakan MTP ini sebagai standar mereka..(*)