News

Jadi Narasumber di UMI, Rektor Unhas Bicara Pengembangan Teknologi dan Peningkatan SDM di Sektor Kelautan Perikanan

MAKASSAR, UNHAS.TV - Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc tampil sebagai narasumber dalam Kuliah umum yang diselenggarakan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muslim Indonesia (UMI), di Auditorium Al-Jibra, Kampus UMI, Makassar, Senin (30/12/2024).

Prof JJ memberikan penjelasan tentang tantangan dan masa depan sektor Perikanan dan Kelautan Indonesia di Era Globalisasi di hadapan sivitas akademika Universitas Muslim Indonesia (UMI). 

Saat membuka kuliah umum Rektor UMI, Prof Dr H Hambali Thalib SH MH menyampaikan ungkapan terima kasih dan rasa senang atas kesediaan waktu dan ilmu yang diberikan oleh Rektor Unhas.



KULIAH UMUM. Rektor Unhas Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc menjadi narasumber dalam Kuliah umum yang digelar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UMI di Auditorium Al-Jibra, Kampus UMI, Makassar, Senin (30/12/2024). (dok Humas Unhas)


Dengan berbagai pengalaman dan ilmu yang dimiliki narasumber, Prof Hambali menyakini akan hadir ide dan gagasan yang dapat diterapkan oleh sivitas akademika UMI.

“Kehadiran bapak rektor Unhas di UMI merupakan suatu kebanggaan bagi kami, dengan berbagai pengalaman yang dimiliki, kami mengharapkan akan muncul ide dan gagasan yang bisa dikembangkan khususnya bagi sivitas akademika FPIK UMI," ujarnya.

"Tema yang diangkat juga sangat relevan, kita akan mendengarkan bersama bagaimana gagasan dan pandangan narasumber dalam mendorong pengembangan sektor kelautan perikanan,” jelas Prof Hambali. 

Lebih lanjut, Prof JJ menjelaskan potensi kelautan dan maritim Indonesia pasca UNCLOS 82, dimana sebagai negara pantai, NKRI memiliki hak teritorial sampai 12 mil dari garis-garis pangkal nusantara, lalu 12 mil lagi zona berdekatan di luar batas teritorial.

"Bahkan memilik hak hingga Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 200 mill dari perairan Nusantara dan jika ada ‘continental margin’ di luarnya sampai batas terluar continental margin," jelasnya.



KULIAH UMUM. Rektor Unhas Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc menjadi narasumber dalam Kuliah umum yang digelar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UMI di Auditorium Al-Jibra, Kampus UMI, Makassar, Senin (30/12/2024). (dok Humas Unhas)


"RI juga tetap dapat ikut mengelola kepentingan-kepentingannya di luar ZEE (di Laut Bebas) dan di luar continental margin (di dasar Laut Internasional)," lanjutnya.

Lebih lanjut, Prof JJ menambahkan potensi besar sektor kelautan dan maritim Indonesia dalam mendorong sektor ekonomi negara.

Sektor kelautan dan maritim dapat dikembangkan menjadi industri perikanan seperti budidaya, penangkapan, hingga industri bioteknologi kelautan. Tidak hanya itu, bisa dimanfaatkan dalam mendorong energi kelautan  (Green & Renewable Energy), mineral laut dalam (Seabed Minerals) hingga industri garam.

“Untuk mendorong pengembangan sektor perikanan dan kelautan, diperlukan proses adaptasi dan pemanfaatan teknologi serta kualitas sumber daya manusia untuk mendorong kemajuan sektor perikanan kelautan ditengah berbagai tantangan.

"Diperlukan perhatian dan peran generasi muda untuk memaksimalkan potensi sektor kelautan perikanan secara berkelanjutan dan menghadapi dinamika yang semakin kompetitif,” jelas Prof JJ.

Tidak hanya itu, Prof JJ juga memberikan gambaran tentang beberapa isu strategis dan tantangan pengembangan sektor kelautan dan perikanan.



KULIAH UMUM. Rektor Unhas Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc menjadi narasumber dalam Kuliah umum yang digelar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UMI di Auditorium Al-Jibra, Kampus UMI, Makassar, Senin (30/12/2024). (dok Humas Unhas)


Pengembangan sektor kelautan dan perikanan Indonesia menghadapi sejumlah isu strategis, salah satunya adalah lemahnya penerapan kebijakan yang berbasis pada sains dan bukti (science & evidence-based policy), yang menyebabkan keputusan-keputusan yang diambil sering kali tidak didasarkan pada data yang akurat dan analisis yang mendalam. 

Penguasaan dan pemanfaatan teknologi juga terbatas, sehingga sektor ini masih terjebak dalam praktik-praktik tradisional yang menghambat efisiensi dan produktivitas.

Pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (IPTEK) yang kurang mendapat perhatian menyebabkan Indonesia tertinggal dibandingkan negara-negara lain dalam hal peningkatan efisiensi dan keberlanjutan sektor perikanan. 

Diperlukan pendekatan yang lebih terintegrasi dan berbasis bukti, serta dukungan yang lebih besar terhadap pengembangan SDM, teknologi, dan inovasi agar sektor kelautan dan perikanan Indonesia dapat berkembang secara berkelanjutan dan memberikan manfaat yang maksimal bagi negara.

Setelah paparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab dari para peserta kuliah umum. Para peserta secara aktif memberikan pertanyaan kepada narasumber dan dipandu dosen Perikanan UMI Makassar Dr Ir Andi Tamsil MS IPM. (*)