oleh: Arief Bisma (pipink)
Jagung adalah salah satu komoditas strategis nasional—digunakan untuk pangan, pakan ternak, dan bahan baku industri. Meski produksi nasional pada tahun 2024 meningkat menjadi 15,21 juta ton, kebutuhan dalam negeri belum sepenuhnya terpenuhi.
Sepanjang Januari–November 2024, Indonesia masih mengimpor sekitar 1,3 juta ton jagung senilai Rp3,9 triliun, sebagian besar berasal dari Argentina dan Brasil (BPS, 2024). Ketergantungan ini menjadi pesan kuat bahwa kita memerlukan langkah nyata, terarah, dan berkelanjutan untuk mewujudkan swasembada jagung.
Bayangkan jika Rp3,9 triliun itu berputar di tangan petani kita, pelaku usaha lokal, dan industri dalam negeri. Dampaknya tentu sangat besar—menggerakkan ekonomi desa, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Fakultas-fakultas pertanian di seluruh Indonesia memiliki tanggung jawab moral dan intelektual. Bukan sekadar menjadi pengajar dan pengamat, tetapi perlu turut andil sebagai aktor perubahan.
Namun, berjalan sendiri tidaklah cukup. Kolaborasi lintas institusi adalah kunci. Fakultas pertanian di berbagai daerah perlu bergandengan tangan, saling menguatkan, dan bekerja bersama.
Dari semangat inilah tercetus ide lahirnya Program JAGANTARA (Jagung Nusantara)—sebuah gerakan kolaboratif antar fakultas pertanian se-Indonesia bersama berbagai pihak lainnya untuk mempercepat terwujudnya swasembada jagung nasional.
Sinergi Lintas Sektor untuk Sistem Jagung Berkelanjutan
JAGANTARA mengajak semua pihak untuk bersinergi membangun sistem pertanian jagung yang terintegrasi, efisien, dan berkelanjutan dari hulu ke hilir. Program ini melibatkan perguruan tinggi, pemerintah pusat dan daerah, DPR dan DPRD, lembaga riset, penyuluh, petani, kelompok tani, pelaku usaha, investor, lembaga keuangan, mahasiswa, sarjana pertanian dan lulusan dari berbagai disiplin ilmu lainnya, komunitas, media, institusi lainnya, serta masyarakat luas.
Melalui sinergi lintas sektor ini, JAGANTARA mendorong terbentuknya ekosistem pertanian jagung yang produktif dan berdampak nyata bagi kesejahteraan petani serta kemandirian pangan nasional.
Setiap pihak berkontribusi sesuai kapasitas dan keahliannya. Bersama, kita bekerja sebagai satu tim kolaboratif untuk satu tujuan besar: Swasembada Jagung menuju Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia.
Menggalang Sinergi Antar Perguruan Tinggi
Langkah awal telah dimulai. Tim Fakultas Pertanian Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) menjalin komunikasi dan koordinasi aktif dengan berbagai fakultas pertanian serta sejumlah pihak lainnya di seluruh Indonesia guna memperkuat kolaborasi dalam Program JAGANTARA.
Komunikasi awal telah terjalin bersama sejumlah dosen dan alumni dari berbagai perguruan tinggi, antara lain:
Pertama, Jawa Barat: Bersama Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Winaya Mukti (UNWIM), Universitas Bale Bandung (UNIBA) dan Universitas Muhammadiyah Bandung.
Aceh: Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Sumatera Utara: Universitas Medan Area (UMA), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB), Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah (UMN Al Washliyah).
Sumatera Barat: Universitas Andalas (UNAND). Riau: Universitas Riau (UNRI), UIN Sultan Syarif Kasim (UIN Suska), Universitas Islam Riau (UIR), Universitas Lancang Kuning (UNILAK). Lampung: Universitas Lampung (UNILA).
Banten: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA). DKI Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Trilogi. Jawa Tengah: Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED). Jawa Timur: Universitas Jember (UNEJ). Kalimantan Timur: Universitas Mulawarman (UNMUL), Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (POLITANI).
Sulawesi Selatan: Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Islam Makassar (UIM). Sulawesi Barat: Universitas Sulawesi Barat (UNSULBAR), Universitas Al Asyariah Mandar (UNASMAN). Sulawesi Tenggara: Universitas Halu Oleo (UHO). Sulawesi Tengah: Universitas Tadulako (UNTAD), Universitas Tompotika (UNTIKA). Sulawesi Utara: Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT). Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Maluku Utara: Universitas Khairun (UNKHAIR), Universitas Halmahera (UNIERA). Maluku: Universitas Pattimura (UNPATTI). Papua: Universitas Cenderawasih (UNCEN). Papua Barat: Universitas Papua (UNIPA), Universitas Muhammadiyah Papua Barat.
Seluruh komunikasi ini mencerminkan semangat bersama dari para akademisi dan berbagai pihak untuk berkontribusi membangun sistem pertanian jagung yang kuat, terintegrasi, dan berkelanjutan melalui Program JAGANTARA. Fakultas Pertanian UKRI terus membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya sebagai wujud semangat gotong royong membangun masa depan pertanian nasional.
Dukungan Semakin Luas
Dukungan terhadap visi besar ini terus mengalir dari berbagai kalangan—peneliti, dosen, petani, pelaku usaha, penyuluh, pemerintah, mahasiswa, hingga sarjana pertanian. Mereka menyatakan kesiapan untuk bersinergi dalam kolaborasi lintas sektor demi mewujudkan swasembada jagung yang berdaulat, berkelanjutan, dan berpihak pada kesejahteraan petani.
Pemerintah Kabupaten Bandung pun menyambut baik dan memberikan dukungan penuh terhadap Program JAGANTARA sebagai langkah strategis menuju swasembada jagung. Kolaborasi antara Fakultas Pertanian dan pemerintah daerah diyakini akan memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat di Kabupaten Bandung.
Penutup
Dengan semangat kolaborasi, setiap tantangan dapat diubah menjadi peluang. Melalui jagung, kita buktikan bahwa Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri—menuju kedaulatan pangan dan cita-cita besar sebagai Lumbung Pangan Dunia.
*Penulis adalah Dekan Fakultas Pertanian Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Bandung – Jawa Barat. Kontak: 0811-177-214 Saat menempuh studi S1 di Universitas Hasanuddin (UNHAS), penulis aktif dalam organisasi kemahasiswaan, antara lain: Ketua Umum HIPMA Gowa Komisariat UNHAS (2000–2002). Ketua Umum BEM Fakultas Pertanian UNHAS (2002–2003), Ketua Umum HMI Cabang Makassar Timur (2004–2005)