Usai membaca kisah sejarah itu, saya kembali bertemu Mr Ming, tour guide di Phuket. Ia masih saja mengagumi peristiwa masa silam itu. Hanya saja, saat itu aku lebih banyak diam. Saya baru saja membaca berita tentang tawuran di salah satu kampus.
Ah, setiap zaman memang punya dinamika masing-masing. Dahulu Daeng Mangalle bertarung untuk sesuatu yang prinsipil yakni kebebasan. Kini, anak-anak muda Makassar berkelahi demi gelar jagoan serta rasa bangga karena sukses membakar kampus sendiri.(*)
Catatan: Tulisan pernah dimuat di blog pribadi www.timur-angin.com. Dimuat ulang di Unhas TV dengan sejumlah perbaikan.