
Brosur dari RIKEN Center for Computational Science (R-CCS). Credit: R-CCS Publications.
Langkah
Selanjutnya dalam Pengembangan Superkomputer Hibrida
Keberhasilan
Reimei-Fugaku sebagai superkomputer hibrida kuantum pertama di dunia membuka
jalan bagi sistem serupa di masa depan. Sejumlah perusahaan teknologi lainnya
juga tengah mengembangkan sistem sejenis.
Pada Juni
2024, perusahaan IQM misalnya, telah mengintegrasikan prosesor kuantum 20 qubit
ke dalam superkomputer SuperMUC-NG di Jerman. Namun, sistem tersebut masih
berada dalam tahap uji coba. IQM juga menargetkan peluncuran sistem 54 qubit
pada 2025 dan chip 150 qubit pada 2026.
Satoshi
Matsuoka, Direktur Pusat Ilmu Komputasi di RIKEN, telah menyoroti pentingnya
integrasi komputer kuantum Reimei dengan superkomputer Fugaku. Beliau
menyatakan bahwa "Reimei's high-fidelity qubits and all-to-all
connectivity will significantly enhance the research possibilities of our
quantum-HPC hybrid platform." Integrasi ini diharapkan dapat membuka
peluang baru dalam penelitian ilmiah, khususnya dalam aplikasi hibrida antara
komputasi kuantum dan komputasi kinerja tinggi (HPC).
Selain itu,
Matsuoka telah menekankan pentingnya efisiensi energi dalam pengembangan
superkomputer. Beliau mencatat bahwa sistem pendinginan telah menjadi faktor
utama dalam konsumsi daya pusat data dan bahwa efisiensi pendinginan telah
menjadi fokus dalam pengembangan superkomputer generasi berikutnya.
Integrasi
Reimei dengan Fugaku mencerminkan komitmen Jepang untuk tetap berada di garis
depan inovasi komputasi, dengan memadukan kekuatan komputasi tradisional dan
kuantum untuk memecahkan masalah ilmiah yang kompleks.
Dengan
langkah-langkah inovatif ini, dunia tengah memasuki era baru komputasi yang
menjanjikan lompatan besar dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.(*)