MAKASSAR, UNHAS.TV- Jepang kembali menorehkan sejarah dalam dunia komputasi. Para insinyur di negeri Sakura telah berhasil menghidupkan superkomputer hibrida kuantum pertama di dunia. Sistem ini merupakan hasil integrasi komputer kuantum 20 qubit bernama Reimei dengan Fugaku, superkomputer tercepat keenam di dunia. Bertempat di Institut Sains Riken di Saitama, dekat Tokyo, teknologi mutakhir ini dirancang untuk mendukung penelitian di bidang fisika dan kimia.
Langkah ini
menandai era baru dalam dunia komputasi, di mana kombinasi kekuatan komputasi
kuantum dan klasik memungkinkan penyelesaian masalah ilmiah yang kompleks
dengan efisiensi lebih tinggi.
Terobosan
bagi Penelitian Fisika dan Kimia
Dalam
sebuah pernyataan bersama, yang dilaporkan oleh “Live Science” (12/2) bahwa perusahaan
Quantinuum—produsen komputer kuantum Reimei—dan Institut Riken menegaskan bahwa
sistem hibrida ini akan difokuskan pada penelitian fisika dan kimia. Dengan
kemampuannya memproses data dalam waktu singkat, komputer kuantum dapat
menangani perhitungan yang sebelumnya membutuhkan waktu sangat lama jika hanya
mengandalkan superkomputer klasik.
Teknologi
kuantum memungkinkan simulasi fenomena alam dengan tingkat presisi yang lebih
tinggi, terutama dalam bidang material sains, reaksi kimia, dan dinamika
molekuler.
Keunggulan
Teknologi Ion Perangkap pada Reimei
Tidak
seperti banyak komputer kuantum lain yang menggunakan qubit superkonduktor,
Reimei mengandalkan teknologi qubit berbasis ion perangkap. Teknologi ini
bekerja dengan menjebak atom bermuatan listrik (ion) dalam medan
elektromagnetik, yang kemudian dikontrol secara presisi menggunakan laser.
Metode ini
memiliki keunggulan dalam menjaga stabilitas qubit lebih lama dan mengurangi
tingkat kesalahan dalam perhitungan. Sebaliknya, qubit superkonduktor memiliki
keunggulan dalam kecepatan operasional dan kemudahan produksi.
Sistem
Koreksi Kesalahan demi Akurasi Lebih Tinggi
Salah satu
tantangan utama dalam komputasi kuantum adalah tingkat noise atau gangguan yang
tinggi pada qubit, yang berpotensi menyebabkan kesalahan dalam perhitungan.
Untuk mengatasi hal ini, Reimei menggunakan qubit logis, yaitu kumpulan
beberapa qubit fisik yang menyimpan informasi secara redundan di beberapa
titik.
Pendekatan ini terbukti mampu meningkatkan ketahanan sistem terhadap kesalahan. Quantinuum bahkan telah berhasil mengurangi tingkat kesalahan pada qubit logis hingga 800 kali lebih rendah dibandingkan qubit fisik.