Karir
Mahasiswa
News

Yayasan Partisipasi Muda Ajak Generasi Z Peduli Ruang Sipil

Neildeva Despendya, Direktur Eksekutif Yayasan Partisipasi Muda. (dok unhas tv)

MAKASSAR, UNHAS TV - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin menjadi tuan rumah penyelenggaraan Spill the Research yang diadakan oleh Yayasan Partisipasi Muda, Senin (10/11/2025).

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya penyebarluasan hasil penelitian mengenai ruang sipil dan partisipasi politik anak muda di Indonesia, sekaligus menutup rangkaian kegiatan serupa yang sebelumnya digelar di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia.

Acara berlangsung di Aula Prof. Syukur Abdullah, FISIP Unhas, dan dihadiri sekitar 130 peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari pelajar SMA hingga mahasiswa lintas fakultas dan politeknik di Makassar.

Suasana aula tampak hidup dengan antusiasme peserta yang aktif bertanya dan berdiskusi seputar isu ruang sipil dan peran generasi muda dalam demokrasi.

Direktur Eksekutif Yayasan Partisipasi Muda, Neildeva Despendya P., menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan mengajak anak muda untuk memahami demokrasi dan ruang sipil melalui data hasil riset yang konkret.

Ia menyebut, Makassar dipilih sebagai lokasi penutup rangkaian Spill the Research karena dinilai memiliki ekosistem anak muda yang kritis dan aktif dalam isu sosial serta politik.

“Kami senang sekali bisa hadir di Unhas, ini pertama kalinya kami melakukan diseminasi riset di kampus ini. Tujuannya agar anak muda bisa berpikir lebih kritis dan melihat isu demokrasi berdasarkan data yang valid,” ujar Neildeva.

“Selain itu, kami ingin memperlihatkan bahwa politik adalah tanggung jawab semua orang. Karena itu, peserta kami datang dari beragam latar belakang, baik SMA, politeknik, maupun fakultas teknik. Ini menunjukkan bahwa politik bukan hanya untuk satu kelompok tertentu.”

Menurut Neildeva, Spill the Research tidak hanya menjadi ajang penyampaian hasil penelitian, tetapi juga wadah mempertemukan peneliti, akademisi, dan generasi muda untuk berdiskusi tentang masa depan demokrasi Indonesia.

“Kami berharap kegiatan ini bisa memperluas perspektif anak muda tentang ruang sipil dan bagaimana mereka bisa berperan aktif menjaga kebebasan itu,” tambahnya.

Salah satu narasumber, Dr. Muhammad Fajar, menyoroti pentingnya pengalaman aktivisme anak muda sebagai faktor yang dapat menentukan tingkat partisipasi sosial dan politik di masa depan.

Berdasarkan hasil penelitian Yayasan Partisipasi Muda, keterlibatan dalam aktivitas sosial sebelumnya memiliki korelasi kuat dengan partisipasi yang lebih tinggi dalam kegiatan politik dan advokasi publik. “Setidaknya ada dua temuan penting dari riset ini,” jelas Fajar.

“Pertama, sejarah keterlibatan dalam aktivisme akan menentukan apakah anak muda akan terus aktif di masa depan. Kedua, tidak ada aspirasi politik tunggal di kalangan aktivis muda. Mereka punya strategi dan pandangan beragam dalam merespons penyempitan ruang sipil di Indonesia,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Fajar menegaskan bahwa sekadar terpapar informasi politik tidak cukup untuk memperkuat ruang sipil. Diperlukan tindakan nyata melalui komunitas atau organisasi yang menjadi wadah belajar dan berjejaring.

“Harapannya, hasil penelitian ini bisa menginspirasi anak muda untuk berorganisasi. Karena hanya dengan berorganisasi, mereka punya kekuatan untuk melawan penyempitan ruang sipil di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Dekan FISIP Unhas, Prof Dr Phil Sukri MSi, menilai kegiatan seperti ini sejalan dengan misi kampus dalam memberikan pendidikan politik yang sehat kepada generasi muda. Menurutnya, pemahaman terhadap ruang sipil adalah bagian penting dari proses demokratisasi di Indonesia.

“Kami sangat senang bisa bekerja sama dengan Yayasan Partisipasi Muda. Ini menjadi bagian dari upaya kami untuk memberikan pencerahan dan pemahaman kepada mahasiswa agar mampu memanfaatkan ruang politik secara bertanggung jawab,” ujar Sukri.

“Kebebasan dalam ruang sipil harus dijalankan untuk kebaikan bersama, bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Dengan begitu, demokrasi akan tumbuh sehat dan inklusif.”

Kegiatan Spill the Research juga menghadirkan sesi tanya jawab interaktif, di mana peserta dapat menanggapi hasil riset dan berbagi pengalaman mereka tentang keterlibatan dalam isu sosial di kampus dan lingkungan sekitar.

Banyak peserta mengaku kegiatan ini membuka wawasan baru tentang pentingnya ruang sipil sebagai pondasi keberlanjutan demokrasi.

Selain presentasi hasil riset, acara ditutup dengan diskusi ringan seputar strategi memperkuat partisipasi generasi muda di era digital, di mana tantangan ruang sipil semakin kompleks akibat penyebaran disinformasi dan polarisasi sosial.

Yayasan Partisipasi Muda sendiri merupakan organisasi nirlaba yang fokus pada peningkatan kapasitas anak muda dalam bidang partisipasi publik, politik, dan kepemimpinan.

Melalui kegiatan seperti Spill the Research, yayasan ini berupaya menumbuhkan kesadaran kritis generasi muda untuk tidak hanya memahami isu demokrasi, tetapi juga mengambil peran aktif di dalamnya.

“Kami ingin generasi muda tidak hanya menjadi penonton dalam proses demokrasi,” tutup Neildeva. “Mereka harus punya suara, data, dan aksi nyata untuk menjaga ruang sipil yang terbuka bagi semua.”

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi berkelanjutan bagi anak muda Makassar dan sekitarnya dalam memahami pentingnya ruang sipil dan partisipasi politik yang sehat.

Dengan semakin banyak generasi muda yang terlibat aktif, cita-cita mewujudkan demokrasi yang inklusif dan berkeadilan sosial di Indonesia semakin dekat.

(Venny Septiani Semuel / Unhas TV)