Sport

Joey Pelupessy: Kepingan yang Lama Hilang di Tim Garuda



Joey Pelupessy

Gelandang bertahan berusia 31 tahun ini bukan hanya sekadar pemain dengan teknik mumpuni. Ia adalah sosok pemimpin, seorang kapten yang telah memimpin klub-klubnya di Eropa. Pengalamannya bermain di Championship Inggris, Eredivisie Belanda, dan Liga Turki telah membentuknya menjadi pemain yang tangguh.

Ia bukan tipe gelandang flamboyan yang sering menjadi sorotan. Perannya lebih sunyi, tetapi vital. Seperti roda gigi dalam mesin, ia bekerja tanpa henti, menjaga keseimbangan tim, menghalau serangan lawan, dan membangun serangan dari lini belakang.

Dalam permainan, ia dikenal sebagai gelandang destroyer, seorang petarung di lapangan yang tak ragu untuk melakukan tekel dan duel fisik demi merebut bola. Namun, di luar itu, ia juga memiliki kemampuan distribusi bola yang akurat dan pemahaman taktik yang sangat baik. 

Dalam berbagai klub yang ia bela, Joey selalu dikenal sebagai pemain yang bisa diandalkan untuk menjaga kestabilan tim. Kini, dengan statusnya sebagai pemain naturalisasi, Indonesia akhirnya memiliki gelandang bertahan berpengalaman yang selama ini mereka cari.

*** 

Di rumah-rumah sederhana di Nusalaut, warga masih berbincang tentangnya. Anak-anak mulai mengenal namanya, mulai bermimpi untuk menjadi seperti Joey Pelupessy.

Di Ambon, sorak-sorai masih menggema. Kemenangan Timnas malam itu bukan hanya tentang tiga poin. Bagi warga Maluku, kemenangan itu juga tentang kembalinya seorang anak ke tanah leluhurnya.

Dan bagi Joey, ini bukan hanya sekadar perjalanan sepak bola. Ini adalah perjalanan pulang. Pulang ke pelukan Garuda.


*Penulis adalah blogger, peneliti, dan Digital Strategist. Lulus kuliah di Unhas, UI, dan Ohio University. Kini tinggal di Jawa Barat.