Sport

Joey Pelupessy: Kepingan yang Lama Hilang di Tim Garuda



Joey Pelupessy

Sejak kecil, sepak bola sudah menjadi bagian dari hidupnya. Ia memulai perjalanan sepak bolanya di akademi SVVN Niet Verdal, sebelum akhirnya bergabung dengan FC Twente pada usia 11 tahun. Dari sana, kariernya melesat. Ia bermain untuk Heracles Almelo, Sheffield Wednesday, Giresunspor, hingga FC Groningen, sebelum akhirnya kini membela klub Belgia Lommel SK.

Namun, sepanjang perjalanannya, satu hal tetap ia simpan dalam hatinya: kisah tentang Indonesia.

*** 

Saat peluit kick-off berbunyi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Joey Pelupessy resmi mengenakan seragam merah putih. Ini adalah debutnya, pertandingan pertamanya untuk Timnas Indonesia. Namun, tak ada sedikit pun rasa canggung dalam permainannya.

BACA: Maarten Paes: Mengenang Blijvers, Mengenang Indonesia

Sejak menit pertama, ia menunjukkan kelasnya. Bersama Tom Haye, Joey menjadi jenderal di lini tengah. Ia tak hanya memutus serangan lawan dengan presisi, tetapi juga menjadi motor permainan, mendistribusikan bola dengan tenang dan cerdas.

Saat Bahrain mencoba menekan, Joey dengan sigap memotong aliran bola, menghalau serangan, dan menutup celah di lini tengah. Dalam situasi transisi, ia memainkan peran penting dalam membangun serangan, menghubungkan lini belakang dengan lini depan.

Para penonton di stadion mungkin baru mengenalnya, tetapi dalam hitungan menit, mereka tahu Indonesia akhirnya menemukan kepingan yang selama ini hilang.

Kedatangan Joey Pelupessy ke Timnas Indonesia bukan hanya menambah kekuatan di lini tengah, tetapi juga memperkuat barisan pemain keturunan Maluku di skuad Garuda. Ia tidak sendiri.

Di berbagai posisi, ada talenta berdarah Maluku lainnya yang telah lebih dulu berjuang untuk Indonesia. Eliano Reijnders Lekatompessy memperkuat lini depan, sementara Shayne Pattynama dan Kevin Diks Bakarbessy mengawal lini belakang. Di sektor sayap, ada Ragnar Oratmangoen, pemain lincah yang siap menerobos pertahanan lawan.

Mereka membentuk barisan solid pemain Maluku di Timnas Indonesia, melanjutkan jejak para legenda seperti Ronny Pattinasarany dan Simon Tahamata.

Kombinasi ini bukan hanya soal kualitas teknis, tetapi juga soal mentalitas. Pemain-pemain Maluku dikenal dengan semangat juang dan militansi di lapangan. Mereka bukan sekadar pemain bola; mereka adalah petarung yang siap bertarung habis-habisan demi lambang Garuda di dada.

Kepingan yang Lama Hilang

Selama bertahun-tahun, Timnas Indonesia mencari pemain yang bisa mengisi celah di lini tengah. Tim Garuda memiliki talenta luar biasa di berbagai posisi, tetapi gelandang bertahan dengan pengalaman tinggi di kompetisi Eropa adalah sesuatu yang sulit ditemukan.

Joey Pelupessy adalah jawaban atas pencarian itu.

>> Baca Selanjutnya