MAKASSAR, UNHAS.TV - Sampai saat ini, sudah banyak ilmuwan astronomi modern menyakini adanya Black Holes atau Lubang Hitam di angkasa luar.
Tapi, ternyata, jauh sebelum Einstein menguatkan keberadaan benda angkasa itu melalui teorinya, sekitar 200 tahun lalu, benda angkasa itu telah diperkirakan pada tahun 1783 oleh seorang pendeta sekaligus ilmuwan asal Inggris bernama John Michell.
Black Holes atau Lubang hitam adalah bagian dari ruang waktu di angkasa luar yang memiliki gravitasi paling kuat, bahkan cahaya sekalipun tidak dapat menghindar.
Teori relativitas umum memprediksi bahwa diperlukan massa yang besar untuk menciptakan sebuah lubang hitam yang berada di ruang waktu.
Seperti apa bentuknya, bahkan NASA belum bisa mendapatkan gambaran itu kecuali berupa gambar karya seniman yang mendasarkan karyanya pada teori yang tersedia.
Namun, intinya, dia berbentuk lubang besar sehingga siapa yang melewatinya akan terisap sangat kuat. Ia berjarak 18,2 miliar tahun cahaya dari Bumi. Sebagai gambaran, satu detik cahaya setara dengan 300 ribu kilometer.
Keberadaan lubang hitam adalah pemikiran yang membingungkan, terutama mengingat gagasan bahwa miliaran lubang hitam dapat menghuni kosmos.
Selama berpuluh-puluh tahun di abad ke-20, para fisikawan terkemuka menolak mempercayai bahwa hal-hal tersebut nyata, dan mengabaikan prediksi matematika. Mereka yang ragu-ragu bahkan termasuk Albert Einstein – yang teori relativitas umum-nya memungkinkan adanya lubang hitam.
Namun, sebelum Einstein lahir dan hanya menggunakan hukum Newton, John Michell telah menganalisa dan kemudian menyimpulkan keberadaan Lubang Hitam. Lalu siapa orang ini?
Michell lahir pada 1724 di Desa Eakring, Inggris. Ia putra dari pasangan Gilbert Michell (seorang kepala paroki) dan Obedience Gerrard.
Sejak kecil, John sudah memiliki kemampuan cepat menangkap pelajaran. Menurut sejarawan Russell McCormmach, teman Gilbert Michell sering menyebut John Michell sebagai "orang paling jernih yang pernah dia temui".
>> Baca Selanjutnya