Benar-benar penampilan memalukan dari Italia di babak 16 besar. Seolah tidak layak untuk meraih gelar Euro yang mereka pegang empat tahun lalu.
Belum pernah pemain-pemain Italia dengan jersey biru yang elegan, terlihat begitu penakut. Sebuah tim tanpa harapan.
Namun terasa wajar melihat penampilan mereka di penyisihan grup kurang mengesankan, hanya menang 2-1 atas Albania, kalah 1-0 dari Spanyol dan ditahan imbang 1-1 oleh Kroasia.
Terlepas dari semua itu, tim Swiss tampil impresif. Mereka bermain-main dengan skuad asuhan Luciano Spalletti sejak menit pertama sebelum lahir dua gol dari Remo Freuler menit 37 dan Ruben Vargas menit 46'.
Jika Inggris berhasil mengatasi Slovakia, mereka wajib berhati-hati saat bertemu di perempat final di Dusseldorf pada 6 Juli.
Tim yang dipimpin manajer Murat Yakin ini tampak mapan dan sangat efisien.
Ia hanya melakukan satu perubahan pada susunan pemain yang nyaris memuncaki grup A yang berisi tuan rumah Jerman.
Bek sayap Silvan Widmer yang terkena larangan bermain, membuat Murat Yakin memanggil Ruben Vargas kembali dan dia memanfaatkan kesempatannya dengan baik.
Sementara itu, Spalletti berusaha berusaha menepis tuduhan adanya masalah di kubu Italia sepanjang kompetisi ini.
Namun faktanya ia selalu membuat keputusan taktis yakni perubahan susunan pemain di setiap pertandingan di babak penyisihan grup.
Spalletti-lah yang memutuskan melakukan enam perubahan dari starting XI saat bermain imbang 1-1 dengan Kroasia, mencoret Jorginho dan memasukkan Gianluca Scamacca.
Kalau dipikir-pikir, itu adalah kesalahan besar.
Penguasaan Kalah Jauh
>> Baca Selanjutnya