News

Jusuf Kalla Singgung Boikot Produk Pendukung Israel

KAMPUS - Jusuf Kalla di Rakernas dan Peringatan Milad ke-20 Asosiasi Masjid Kampus Indonesia di aula Masjid Salman Kampus ITB, Bandung, Minggu (21/7/2024).

BANDUNG, UNHAS.TV - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mendorong masjid kampus untuk lebih berperan memakmurkan masyarakat di sekitarnya dan produk-produk lokal Indonesia.

JK menyontohkan, seruan umat di masjid-masjid untuk memboikot produk-produk pendukung Israel ternyata
berdampak pada penjualan produk itu.

"Seruan itu membuat penjualan KFC, McD, dan lainnya turun uingga 50 persen. Sebaliknya, seruan itu membantu produk-produk lokal justru lebih laku," ujarnya.

Jusuf Kalla menyampaikan hal itu pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Peringatan Milad ke-20 Asosiasi Masjid Kampus Indonesia di aula Masjid Salman Kampus ITB, Bandung, Minggu (21/7/2024).

"Masjid tidak hanya harus dimakmurkan jamaahnya tetapi juga harus memakmurkan jamaahnya," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla menyebutkan, masjid kampus memiliki perbedaan dengan masjid kampung. Masjid kampus memiliki banyak jamaah terdidik dari kalangan muda dan berganti setiap tahun. "Masjid kampung jamaahnya itu-itu saja dan kebanyakan tua," katanya.

Jusuf Kalla menilai, metode yang digunakan dalam pengelolaan masjid juga harus berbeda. "Di masjid kampus, khatib harus berkualitas dan muda," katanya.

Jusuf Kalla menambahkan, memakmurkan jamaah masjid bisa dimulai di kampus-kampus dan bisa diawali pemberian pelatihan kewirausahaan hingga pemilihan khatib-khatib terbaik untuk memotivasi mahasiswa.

JK menilai, kemajuan Islam serta membentuk persatuan bisa dimulai dari masjid karena ini pernah dipraktikkan pada abad 11-12, lalu dilanjut pada abad 14 saat Islam maju pesat.

"Ini karena ulama, ilmuwan dan pengusaha bergabung sehingga Islam bisa berkembang dengan baik," ucapnya.

Selain itu, umat Islam jangan kalah dalam berdagang dan jangan kaku dalam menghadapi perkembangan zaman. Bagi JK, umat Islam juga harus bangkit dan maju secara ekonomi dan teknologi.

"Contohnya sekarang untuk zakat pun kita bisa tinggal transfer. Kalau dulu kan harus pakai beras, sekarang lebih praktis," katanya.(*)