News
Unhas Speak Up

Kampus Sehat 2025 dari Unhas untuk Indonesia, Prof Sukri: Lingkungan Menciptakan Perilaku

UNHAS.TV - Suasana kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) yang sejuk, hijau, rindang, teduh, dan bersih adalah pemandangan rutin hari ini.

Di beberapa sudut, petugas kebersihan sibuk menyapu jalan, membersihkan taman, menjaga kebersihan. Di sisi lain, sekelompok mahasiswa asyik duduk dengan diskusi sebelum mengikuti perkuliahan.

Tak ada asap rokok mengepul, tak ada tumpukan sampah berserakan. Inilah potret nyata dari gagasan Kampus Sehat 2025, sebuah inisiatif yang mulai dihidupkan di Unhas.

Misi menjadikan lingkungan akademik bukan hanya sekadar ruang belajar, tetapi juga wadah hidup sehat lahir-batin.

Environment create behaviour,” ujar Prof. Sukri Palutturi, SKM, MKes, MSc.PH, PhD, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas, dalam program siniar Unhas Speak Up, pertengahan September 2025.

Kalimat 'Lingkungan menciptakan perilaku' itu seolah menjadi mantra yang merangkum filosofi program Speak Up kali ini. Bagi Prof Sukri, kampus sehat bukan jargon, melainkan kebutuhan.

Gagasan kampus sehat sejatinya bukan hal baru. Sejak 1986, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkenalkan pendekatan healthy setting. Konsep ini menekankan bahwa lingkungan adalah faktor utama dalam membentuk perilaku sehat.

WHO menyebut ada dua level: makro setting seperti kota atau kabupaten sehat, dan mikro setting seperti sekolah atau kampus sehat.

Di banyak negara, healthy campus menjadi standar. Inggris, Jepang, Australia, hingga Korea Selatan telah menjadikan kampus sebagai ruang miniatur masyarakat yang menerapkan prinsip kesehatan. Indonesia baru mulai melirik serius konsep ini dalam beberapa tahun terakhir.

“Unhas adalah rumah bagi puluhan ribu orang dengan latar belakang berbeda, membawa perilaku dari daerah masing-masing,” kata Sukri.

“Ada yang terbiasa merokok, ada yang kurang peduli sampah, ada pula yang belum punya kesadaran tentang kesehatan mental. Semua itu berkumpul di sini,” lanjut Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Indonesia (APTKMI) Regional Timur Periode 2023-2026 ini.

Dengan kompleksitas seperti itu, Unhas ibarat sebuah kota kecil yang harus dikelola secara serius. Maka, Kampus Sehat 2025 lahir sebagai jawaban.

Dua Pilar: Lingkungan Fisik dan Medis

Program Kampus Sehat, jelas Prof Sukri, menekankan dua hal utama. Pertama, membentuk lingkungan fisik yang sehat.

Begitu memasuki gerbang kampus Unhas, pengunjung langsung disambut halaman hijau yang tertata, lorong bersih, dan papan bertuliskan besar-besar: Kawasan Tanpa Rokok.

Aturan itu bukan sekadar formalitas. Khusus di FKM Unhas, sejak 20 tahun lalu, telah konsisten menolak segala bentuk kompromi terhadap rokok.

“Bahkan saat ada tawaran beasiswa dari sponsor rokok, kami tolak,” tegas Sukri. “Anda boleh merokok, tetapi tidak di FKM.”

Kebijakan itu diperkuat dengan fakta integritas bagi mahasiswa baru, ditandatangani bersama orang tua.

Tak ada celah bagi kompromi. Jika ada tamu atau mahasiswa yang melanggar, teguran datang bukan hanya dari pegawai, melainkan juga dari sesama mahasiswa.

Kedua, aspek medis. Unhas kini menyediakan medical check-up gratis bagi seluruh dosen dan tenaga kependidikan. Langkah yang sebelumnya hanya dinikmati pejabat struktural kini terbuka bagi semua.

Medical check-up itu penting untuk deteksi dini,” jelas Sukri. “Misalnya potensi diabetes atau hipertensi. Dengan begitu, kita bisa mencegah sebelum terlambat.”

Dari Senam Sehat hingga Jumat Bersih

>> Baca Selanjutnya