Mengendalikan ketombe tidak sekadar soal rajin keramas. Pemilihan sampo yang tepat menjadi kunci. Sampo antiketombe biasanya mengandung bahan aktif seperti zinc pyrithione, selenium sulfide, atau ketoconazole, yang dapat menghambat pertumbuhan jamur dan mengurangi peradangan.
Selain itu, menjaga pola makan sehat dengan asupan sayur, buah, dan protein seimbang juga penting. Mengelola stres melalui olahraga atau meditasi membantu menormalkan aktivitas kelenjar minyak.
“Jika ketombe tidak membaik dalam dua minggu meski sudah dirawat, sebaiknya konsultasikan ke dokter kulit,” saran Prof. Anis.
Ketombe bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga citra diri. Dalam banyak budaya, serpihan putih di bahu sering dianggap memalukan, bahkan bisa memengaruhi kepercayaan diri dan hubungan sosial.
Studi yang dipublikasikan di International Journal of Trichology (2023) menunjukkan, penderita ketombe kronis cenderung mengalami penurunan rasa percaya diri hingga 40% dibanding orang tanpa ketombe.
Psikolog kesehatan menyebut fenomena ini sebagai psychosocial impact of dermatological conditions. Artinya, masalah kulit seperti ketombe dapat memengaruhi kesehatan mental dan interaksi sosial.
Di dunia kerja, ketombe yang terlihat jelas bahkan bisa menimbulkan penilaian negatif, meski kemampuan profesional seseorang tidak terganggu.
Kesalahpahaman bahwa ketombe adalah tanda kebersihan yang buruk memperburuk stigma tersebut. Padahal, kebersihan hanyalah salah satu aspek kecil dari penyebabnya. Faktor genetik, iklim, hormon, hingga kondisi medis seperti psoriasis atau eksim juga bisa menjadi pemicu.
Langkah Edukasi dan Perawatan
Para ahli menekankan pentingnya edukasi publik mengenai penyebab ketombe. Menghapus stigma bahwa ketombe berarti “tidak bersih” dapat membantu penderita mencari perawatan lebih awal tanpa rasa malu.
Kampanye kesehatan kulit kepala, baik melalui media sosial maupun layanan kesehatan primer, menjadi salah satu cara efektif.
“Dengan pemahaman yang benar, masyarakat akan tahu bahwa ketombe bisa dicegah dan diatasi. Yang terpenting adalah mengenali gejala, mencari penyebab, dan memilih perawatan yang sesuai,” ujar Prof. Anis.
Pada akhirnya, ketombe adalah masalah yang umum dan bisa menimpa siapa saja, tidak peduli seberapa rajin seseorang menjaga kebersihan diri.
Penanganan yang tepat, dukungan lingkungan, dan edukasi yang memadai akan membantu penderita mengendalikan kondisi ini sekaligus menjaga rasa percaya diri mereka.
(Venny Septiani Semuel / Unhas.TV)