Dikutip dari tech.indozone.id, NASA menggunakan teknologi bernama ’DAGGER’ untuk memprediksi rangakaian peristiwa ini.
Arti nama ’DAGGER’ sendiri memiliki artian belati. NASA memprediksi rentang waktu 30 menit tersebut, merupakan waktu yang cukup dibutuhkan untuk memberi peringatan sebelum matahari mencapai permukaan Bumi.
Adapun ’Kiamat’ dalam hal ini, dipercaya berawal dari badai matahari, karena sebelumnya beberapa kejadian badai matahari memiliki dampak yang besar pada sejumlah wilayah di Bumi.
Seperti fenomena badai matahari yang terjadi sekitar 150 tahun lalu, di Carrington, Inggris yang diklaim merupakan badai matahari terdasyhat dalam sejarah manusia.
Badai tersebut menyebabkan gangguan pada jaringan listrik di seluruh dunia, serta mengakibatkan hilangnya beberapa kapal akibat hilangnya arah yang disebabkan oleh malfungsi jaringan telegraf seluruh dunia akibat peristiwa badai matahari tersebut.
Dalam mengantisipasi peristiwa di Carrington ini terjadi pada era modern, AI dengan nama ’DAGGER’ ini diharapkan memberikan perkiraan tentang apa yang terjadi jika suar surya langsung menghantam bumi.
Berbeda dengan Algoritma yang membutuhkan waktu yang sangat panjang dengan keterbatasan daya komputasi, sehingga prediksi tersebut menjadi sia-sia karena suar matahari telah terlanjut menghantam Bumi, sedangkan DAGGER dapat memprediksi langsung lokasi di Bumi yang akan terimbas oleh badai surya.
Dengan menggunakan kecepatan prediksi dan kemampuan pengolahan data yang jauh lebih besar, DAGGER hadir dalam menjanjikan sebagai sistem peringatan dini dari dampak badai matahari yang bisa menyelamatkan suatu kota dari kegelapan total.
DAGGER juga diketahui mulai masuk dalam perusahaan komunikasi dan infrastruktur listrik jelang 2025 mendatang,dyang diperkirakan bahwa aktivitas matahari akan mencapai puncaknya pada tahun 2025 mendatang. (*)